Lurea Thun.
Nama itu tidak menimbulkan kesan apa-apa.
Rosalind mengawasi saat Lurea mulai memotong tanduk dari serigala itu. Sesekali, ia akan berhenti dan memandang pohon-pohon seolah sedang mencari sesuatu, seolah sedang mencari mereka. Rosalind tak bisa tidak bertanya-tanya, bagaimana Lurea bisa merasakan keberadaan mereka. Apakah hanya insting?
*LEDAKAN*
Rosalind tersentak ketika Ena tiba-tiba mengirimkan petir ke arah putrinya. Sebagai reaksi, tubuh Lurea terpental dan membentur pohon. Jubahnya terjatuh dari kepala, menampakkan wajah penuh luka dan urat nadi ungu. Rosalind menutup mulutnya karena terkejut.
Lurea mengerang, rasa sakit terlihat di wajahnya.
"Saya sudah bilang untuk berhati-hati. Fokuslah Lurea. Dunia ini medan perang. Satu kesalahan dan kau bisa mati."
Lurea menghapus darah yang menetes dari bibirnya dan bangkit.
"Saya minta maaf, ibu."