```
Huanhuan menatap orang di hadapannya dengan pandangan kosong.
Wajahnya sempurna seperti dewa, dan rambut pirang panjangnya jatuh di pipinya.
Langit dan hutan di belakangnya terasa sangat etereal di saat itu.
Seolah-olah dia adalah satu-satunya yang ada di dunia ini saat ini.
Cacat satu-satunya di wajahnya adalah matanya, yang tertutup oleh tabir sutra hiu putih.
Ada yang terlihat salah dengan matanya.
Nabi bertanya dengan lembut, "Apakah kamu baik-baik saja?"
Huanhuan kembali sadar dan segera melepaskan diri dari pelukannya. "Saya baik-baik saja," ucapnya dengan gelisah. "Terima kasih."
"Saya lega kau baik-baik saja." Nabi menatap ke bawah pada Mather, yang sedang berlutut di tanah. "Hari ini adalah hari upacara pengorbanan. Bukan waktu yang tepat untuk melihat darah. Pergi saja. Jika ini terjadi lagi, aku tidak akan membiarkanmu pergi."
"Terima kasih telah mengampuni hidup saya!"
Mather kowtow keras tiga kali, lalu melarikan diri.