Tak mau terlalu kompleks, pembatasan dalam bahasan ini juga tak jauh dari kehidupan sehari-hari. Yang terkadang agak sensitif kalau dibicarakan lantang.
Sebab, tak semua orang punya hati luwes.
Seringnya, punya telinga sekuat batu beton raksasa.
Oleh sebab itu, apapun nasehatnya, sering diacuhkan, bahkan tak dapat tembus ke dalam lubang telinga.
Dalam ambisi yang belum tentu hasil akhirnya, lagi-lagi praduga dan pertimbangan harus berada di barisan utama.
Kalau kau mau naik ke lantai dua, apa yang kau gunakan?
Tentu ada banyak penawaran yang harus disertai pilihan.
Sedih adalah hal wajar yang keluar atas perihal yang belum dapat digapai.
Sementara, gusar adalah pelampiasan dari kecewa pada suatu hal, yang tanpa disadari, kitalah yang memasukkan diri kita dalam kecewa.
Diikuti emosional yang meletup sampai susah ditutup. Yang sering terpampang adalah menyalahkan orang lain atas suatu kesalahan yang pada dasarnya kita pula yang gagal dalam merencanakan.
Outputnya gegabah,
Dalam ambisi yang belum tentu hasil akhirnya