Download App
100% Ultraman: Rise of Mephisto / Chapter 2: Bab 02 - Night Rider dan Rencana

Chapter 2: Bab 02 - Night Rider dan Rencana

"Ini.....Ultraman!!??"

Dia terperangah dan menatap dua sosok berhadapan didepannya. Jantungnya berdebar kencang begitu melihatnya.

Ini, adalah impian semua orang!

Namun dalam sesaat, tabir cahaya meliputi dua sosok itu dan mereka menghilang secara misterius. Hal ini pun membuatnya sadar.

Ultraman itu.....Aku seperti mengenalnya!

Dia berpikir keras dan bertanya-tanya siapa Ultraman itu. Lagipula, dia adalah penggemar Ultraman sejak menonton Ultraman Ginga.

Tunggu...Ultraman Nexus!? 

Mengingat bentuk Ultraman tadi yang dia temui, ini membuatnya dia semakin panik. Alih-alih pergi ke dunia Ultraman Orb atau mungkin R/B dan sebagainya. Dia justru ke dunia Ultraman Nexus!? Bukankah ini berbahaya?

Dia mulai memaksa dirinya untuk mengingat alur plot kembali, namun, yang dia temui hanya sebuah kabut yang tak berujung. 

Tunggu, jika begitu....Bukankah harus ada Night Rider?

*Brak!....Cklek!

Dia menutup pintu dan menguncinya.

"Sial, semoga saja mereka tidak ke rumahku!" Dia bergumam dengan panik.

Bagaimana tidak, dia sendiri tidak ingin dihilangkan ingatannya atau menjadi bahan uji coba jika saja mereka mengungkap bahwa dirinya seorang Reinkarnator.

Memikirkan plot cerita yang agak kabur, dia menjadi bimbang apakah ingin ikut dalam permasalahan dalam series ini atau tidak.

Jika dia ikut, dia mungkin hanya akan menjadi beban.

Tapi, jika dia tak ikut.....

Sial! Aku bisa saja mati penasaran!

Sebuah ide pun terlintas di kepalanya.

Mengingat bahwa di kehidupan sebelumnya dia adalah seorang reporter handal. Mungkin saja....Dia dapat memata-matai mereka secara rahasia?

Yah, karena ambisinya sendiri, dia sebagai reporter meninggal karena tertembak oleh tentara yang saat itu sedang berperang.

Niat awalnya hanya untuk mengabadikan perang yang berupa pembantaian satu pihak. Namun tanpa dia sangka, dia sendiri tertembak dan menjadi salah satu korban perang.

"Yah, mengingat perasaan peluru masuk ke perutku benar-benar mengerikan!"

Dia pun dengan cepat mengobrak-abrik barang-barangnya dan mencari kamera bekas pemberian seseorang padanya.

Akhirnya dia menemukan kamera tua itu dan memeriksanya sebentar. Kamera merek Leica M4 P yang cukup elegan dan cantik ada di tangannya.

"Yah, tidak begitu buruk." Gumamnya saat mencoba-cobanya dengan iseng.

Lalu dia pun segera mengambil buku catatannya dan membawa pulpen di tangannya. Sekali dia memutuskan, dia tak punya jalan kembali.

Dengan Night Rider, Ultraman Nexus atau sekarang dikenal dengan Jun Himeya, lalu Kazuki Komon, Dark Faust, dan Mephisto. Hanya itulah yang dia ketahui.

Dia menuliskan semuanya di buku catatannya dan berniat untuk membuat suatu rencana. Akan sangat bodoh jika dia hanya bergerak dengan insting nya saja.

Pertana-tama, aku harus bersiap jika Night Rider datang–

*Knock!...Knock!...Knock!

"Halo, apakah ada orang didalam? Kami dari pihak asuransi ingin membicarakan beberala masalah." 

Dia membeku, dan menatap pintu rumahnya dengan ngeri. 

'Sial, mereka sudah ada di luar.'

Dia segera membawa catatannya dan tas nya yang berisi beberapa pakaian yang sudah dia tata dengan panik. Tak melupakan kameranya, dia pun segera pergi ke lantai dua dan membuka jendela yang menghubungkannya dengan daerah luar dan keluar dengan pelan.

Yah, dia sudah sering ditagih beberapa rentenir akhir-akhir ini, karena itulah dia berhati-hati saat keluar dan sudah menyiapkan jalan untuk kabur.

Untung saja, rumahnya hanya dua lantai. Dia pun segera turun dengan diam dan pergi dengan meminimalisir keberisikan namun juga cepat.

Tujuannya, sekarang adalah rumah dari teman baiknya.

***

"Apakah tidak ada orang?" Seorang pria memakai pakaian jas bertanya dengan penasaran.

"Lakukanlah seperti biasa.." Dia pun memberi perintah kepada orang di belakangnya dan membiarkan mereka bekerja.

*Brak!!

Pintu rumah didobrak dengan keras.

"Keluarkan pelacak panas dan cari orang ini!"

Mereka pun bergerak cepat, mengeluarkan alat aneh yang mendeteksi panas manusia secara khusus dengan alat itu.

"Kehadiran nol, tidak ada orang di rumah ini!"

Pemimpin ber jas itu pun mengerutkan keningnya, dan menatap ke arah sofa yang nampak baru saja di tempati dan TV yang masih menyala.

Dia menatap ke arah tangga, dan pergi ke lantai dua, hingga dia menemukan suatu yang menarik.

Jendela yang terbuka...

"Menarik, dia sudah tau lebih dulu kehadiran kita dan kabur....Beri aku identitas orang ini!!"

Dengan teriakannya, bawahannya dengan sigap menyerahkannya sebuah tablet yang menampakkan identitas orang yang meninggali rumah ini.

Dia menatap layar itu untuk waktu yang cukup lama dan tersenyum.

"Mari kita abaikan orang ini untuk sejenak.."

Dengan perintahnya, mereka pun menurutinya tanpa protes sama sekali. 

Namun, pria ber jas itu tersenyum dan mengambil sebuah foto yang ada di bingkai dengan mata tajam.

"Yuuto....Mari kita lihat, seberapa lama kau akan kabur dari matanya..."

Setelah itu, mereka pun keluar dari sana dan hilang dalam gelapnya malam. 

***

Di suatu ruang gelap, seorang pria berwajah dingin berdiri menatap kegelapan sambil menyesap wine mahalnya.

"Apa yang akan kau laporkan, F?"

Di belakangnya, seorang gadis memberi gerakan hormat padanya dengan cara menunduk.

"Tuan, salah satu dari bintang itu berhasil lepas," Ucapnya dengan penuh hormat.

Mendengar laporan dari bawahannya, pria itu pin berbalik dan menatap bawahannya itu.

"Lakukanlah seperti yang biasa kau lakukan.." Dia pun berbalik dan pergi dari sana.

"Lalu, bagaimana dengan Ultraman itu?" 

"Bunuh saja, dia hanyalah seonggok sampah dihadapanku," Pria itu pun menghilang dengan ucapan terakhirnya yang membawa batu besar di hati perempuan itu.

Bahkan jika dia seonggok sampah dihadapan tuannya, kenapa tidak dia sendiri yang mengurusnya?

Memikirkan hal itu, dia menggeleng-gelengkan kepalanya dan mwnghapus pemikiran tersebut. Akan sangat mengerikan konsekuensinya jika tuan nya mengetahui pikirannya itu.

"Yah, dingin seperti biasa, bukan?" Sebuah suara pria dengan santai muncul disampingnya. Penampilannya bak seorang model papan atas dengan tato clover di bawah matanya.

"Krova, kau akan atasi Ultraman tersebut..."

Perempuan itu pun menghilang, meninggalkan pria itu sendiri.

"Yah, mereka terlalu serius~" Dia merajuk dan ikut menghilang dari sana. Meninggalkan ruang misterius itu memudar dan ditelan oleh kegelapan.

***

*Guh!

Di sebuah hutan, seorang pria memegangi luka di tubuhnya dengan kesakitan dan keringat yang menyelimuti tubuhnya.

*Huft!..Huft!..Huft!

Nafasnya menderu saat rasa sakit menggerogoti tubuhnya setiap detik dan setiap dia berubah.

"Ini...Adalah hukumanku."

Setidaknya, itulah kalimat yang selalu membuatnya terus berdiri. Tak lama kemudia, pria itu pun terus bergerak dan menghilang di hutan tersebut.

Meninggalkan jejak misterius setelah kemunculan pertamanya.

***

"Apa yang terjadi, kau melepas satu orang?"

Seorang pria tua duduk mendengar laporan dari pria ber jas tersebut dengan nada tak senang.

"Ya, tenang saja, dia tak akan menjadi ancaman kita," Ucapnya sambil meyakinkan pria tua yang duduk di depannya.

"Terserah, itu adalah keputusanmu, tapi ingatlah...Apapun resikonya nanti, kau yang akan membereskannya." Dengan peringatan keras, pria tua itu menatap tajam kearah orang yang memakai jas tersebut.

"Kalau begitu, pergilah dan laksanakan tugasmu!"

"Ya!"

Pria itu pun keluar dari sana dengan senyuman aneh di wajahnya.

"Night Rider? Huh..." Dengan wajah penuh penghinaan, dia pergi dari sana dengan dendam yang menggebu-gebu dihatinya.


Load failed, please RETRY

New chapter is coming soon Write a review

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C2
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login