"Nah ini tempatnya. Kami harus pergi. Sisanya kamu urus sendiri yah." Serena menepuk pundak Kim lalu pergi bersama Deana
Kim menatap orang-orang yang ramai menyoraki calon Ksatria Sihir dengan kata-kata penyemangat
"Ya ya!. Aku akan berjuang keras!. Terimakasih!." Teriak Asta dengan percaya dirinya, sementara Yuno didepannya pura-pura tidak kenal
"Yahh, setidaknya biarkan aku mencoba." Kim melirik Grimoire nya yang digantung di pinggang lalu berbaris
"Selanjutnya."
Kim melihatkan Grimoire nya. Orang itu terkejut
"S-semanggi daun empat?." Orang-orang yang ada di barisan terkejut
"Jadi dia yang orang-orang katakan?."
"Iya. Ada laki-laki dan perempuan yang mendapat Grimoire Semanggi Empat."
"Sepertinya mereka menyebutmu dan juga gadis itu, Yuno." Bisik Asta. Sementara Yuno hanya memperhatikan Kim
"Tapi kenapa hanya warna hitam putih?."
"Entah. Kau bisa tanyakan pada pendeta kuil ku, bisa cepat?." Ujar Kim dingin
"Ah ya. Kau nomor 163." Kim menyimpan Grimoire nya kemudian masuk
Sejenak dia kagum dengan tempat mereka akan melakukan ujian, seperti gedung di jaman Roma berbentuk lingkaran. Diatas sana ada 10 kursi kosong
"Sepertinya aku tau siapa yang mengisinya."
"HUAAA!!."
Atensi semua orang teralihkan kepada Asta yang kepalanya diremas oleh seorang pria hingga melayang
"Anak itu lagi." Ucap Kim malas. Matanya mencari-cari dimana temannya, ternyata hanya menonton dengan raut sama
"Kau benar-benar cari mati ya?."
Kim berpikir, merasa familiar dengan pria itu. Rupanya komandan dari salah satu pasukan, yaitu pasukan Banteng Hitam yang dikenal dengan anggotanya yang sangat brutal
Ada dua anggota Banteng Hitam tapi tak cukup membantu. Kim yang tak suka dengan keributan mendekat lalu menahan tangan Yami, membuat semuanya terkejut
"Maaf komandan. Tapi sebaiknya anda segera naik ke atas karena ujian akan dimulai."
"Apa?."
Yami tersentak merasakan Mana luar biasa dari Kim, ditambah remasan tangannya menembus ke urat-urat nya
"Ugh, kau selamat kali ini bocah. Untuk itu jaga dengan baik." Yami pergi sambil mengusap tengkuknya, kedua anak buahnya pun ikut
"Terimakasih kau sudah-."
"Kim."
"Eh?. Ah, aku Asta. Dan dia Yuno, kami itu rival!."
Kim mengangguk
"Baru masuk kepalamu sudah diremas oleh komandan pasukan Banteng Hitam. Malang sekali nasibmu. Aku Sekke, salam kenal."
"Ya, salam kenal!."
Kim hanya tersenyum sementara Yuno tak peduli. Terdengar suara sepatu beramai datang, ternyata itu adalah komandan-komandan pasukan. Sementara itu di belakangnya ada dua anggota yang menemani. Salah satunya adalah kedua kakak Kim
"Huaa mereka keren sekali." Gumam Asta
Kim tersenyum mengejek melihat wajah dingin nan datar kedua kakaknya. Sekke lalu memperkenalkan satu persatu komandan dari pasukan itu
Ada beberapa pasukan yang Kim incar, Mawar Biru yang berisi penyihir wanita saja. Dan Belalang Hijau, jujur dia suka dengan kegilaan komandan yang satu itu
"Dan yang paling utama ialah pasukan yang dikomandani langsung oleh calon Kaisar Sihir selanjutnya, pasukan Fajar Keemasan!."
William keluar membuat orang-orang disana heboh. Pasukan yang langsung berhubungan dengan Kaisar Sihir. Tapi Kim tak mengincar itu
"Sudah tau memilih yang mana?." Tanya Kim. Yuno menengok dan mengangguk
"Sepertinya aku tau, tapi ya sudahlah."
"Baiklah, ujian ini tak ada peraturan. Kalian bisa gunakan sihir kalian sesuka hati. Ketika ujian sudah selesai, para komandan akan mengangkat tangannya jika kalian direkrut. Jika tidak ada yang mengangkat tangannya, artinya kalian tidak lolos!." Teriak William
"Selanjutnya jika pasukan lebih dari satu mengangkat tangannya, terserah kalian mau memilih siapa!." Lanjut Fuegoleon, komandan Singa Merah Tua
Semuanya terdiam merasakan tekanan kuat
"Baiklah maaf membuat kalian menunggu. Aku yang akan memulai ujian ini. Turunlah, pohon sihir!." William mengeluarkan Grimoire nya
Awan hitam berkumpul di atas mereka dan akar pohon muncul memberi mereka sapu terbang masing-masing
"Bepergian sangatlah penting. Kunci utama untuk menerbangkannya adalah membagi Mana sihir kalian dengan baik. Jangan berlebihan, jangan juga terlalu rendah. Baiklah, ujian dimulai!."
Semua orang mulai menaiki sapu terbang dan perlahan-lahan terbang. Kim dan Yuno saling tatap, mereka mengangguk lalu mulai menaiki sapu tersebut
"Maaf, numpang lewat haha!." Kim melesat kesana-kemari dengan bermacam gaya di atas sapunya
Deana dan Serena saling tatap dengan senyum bangga. Sementara Yuno juga begitu lihainya berdiri di atas sapu
"Lihat mereka!."
"Itu laki-laki si anak kampung itu kan?. Bagaimana dia bisa melakukan itu?."
"Gadis itu juga. Semangat sekali."
Sementara itu dibawah sana ada Asta yang kesusahan untuk terbang membuat para komandan bingung. Padahal mau sekecil apapun sihirnya, setidaknya masih bisa melayang. Tapi Asta masih tetap di tanah karena dia tak memiliki sihir
"Hey jangan tegang, lihat aku."
"Huff, tapi tetap saja tak bisa." Ujar Asta risau
Kim turun dan mendukung Asta, sementara Yuno hanya memperhatikan dari atas
~•~
Ujian-ujian selanjutnya dimulai. Ujian kemampuan sihir, para peserta menghancurkan tembok dengan sihirnya. Ujian pertahanan sihir, membidik dan menargetkan. Ujian kreasi, membuat bentuk macam-macam dengan sihir. Lalu ujian perkembangan, membuat akar pohon dari sebuah benih
"Ujian telah kalian lalui dengan baik. Dan sekarang adalah ujian yang terakhir." Ujar William
Pluto, komandan dari pasukan Solarium yang terkenal dengan sifat sedingin es berdiri dari kursinya dengan angkuh
"Ujian terakhir ialah penentuan akhir!. Dimana kalian harus bertarung!. Pilih satu lawan dan bertarunglah!. Gunakan Grimoire kalian atau cara apapun agar menang!." Teriaknya
"Jika ada yang menyerah dan cedera maka pertandingan akan dihentikan. Dan juga ada penyihir medis yang siap membantu!." Lanjut Fuegoleon
Semuanya heboh. Mereka mulai mencari lawan yang menurut mereka lebih lemah. Tapi berbeda dengan Asta yang ingin mencari lawan kuat supaya dirinya terlihat menonjol
"Hey." Kim menengok pada gadis pirang itu
"Mau bertarung denganku?." Kim berpikir kemudian mengangguk
Asta berduel bersama Sekke, sementara Yuno masih belum tau berduel dengan siapa
"Baiklah pertandingan pertama, harap maju!."
Asta dan Sekke maju duluan
"Baiklah ayo kita bertanding dengan adil untuk mencapai tujuan masing-masing!." Ujar Asta. Sekke tertawa lalu mendekat
Mulut Sekke bergerak seperti mengatakan sesuatu, dan wajah Asta berubah suram
"Bocah itu tak tau kalau dia hanya dimanfaatkan?." Ujar si gadis pirang. Kim diam
"Aku berterimakasih karena kau mau mempermalukan dirimu sendiri supaya aku terlihat terbaik. Ha!. Aku akan menjadi Ksatria Sihir dan bersenang-senang!." Ucap Sekke
Asta terdiam. Pertandingan pun dimulai. Sekke mengeluarkan sihir perunggunya. Sebuah bola perunggu berwarna biru dan berlapis-lapis melindungi Sekke, dia tersenyum sombong kepada para komandan
"Ha!. Cepatlah maju!."
"Baiklah, aku maju." Asta mengeluarkan pedangnya dan dalam sekali kedip, lelaki itu melesat dan langsung membela sihir Sekke bahkan membuat laki-laki sombong itu tak sadarkan diri dengan mulut berbuih
Semuanya tercengang
"Aku menjadi Ksatria Sihir bukan untuk bersenang-senang. Aku kesini untuk menjadi Ksatria Sihir sejati!."
Kim menyeringai
To Be Continue…