Download App

Chapter 18: Axel

Axel awalnya adalah seorang anak biasa yang hidup disebuah desa di Loen Kingdom. Ketika masih muda dia secara tidak sengaja memasuki sebuah reruntuhan didekat desanya dimana dia melihat mural-mural yang menyembah seorang dewa yang menyebut dirinya Creator. 

Awalnya dia berpikir bahwa semua hal tersebut sangat aneh dan membuatnya tertarik. Sebagai penyembah Evernight dia tidak berani untuk masuk lebih jauh ketika dia mengingat tentang peninggalan dewa-dewa jahat yang sering dikatakan oleh para pendeta Evernight.

Namun ketika ia menginjak usia 20 tahun ia menemukan bahwa adiknya jatuh ke dalam penyakit aneh. Dia terus bergumam sendiri setiap malam, dirinya yang ceria menjadi sangat tertutup selalu menyukai tempat gelap yang dipenuhi bayangan. Dia takut bahwa adiknya mungkin telah kerasukan namun dia tidak berani membawanya ke gereja karena takut sesuatu mungkin terjadi padanya.

Dia terus hidup sebagai petani di desa yang merawat adiknya yang tertutup. Tanpa adanya orang tua mereka terkadang mendapat bantuan dari berbagai penduduk desa membuat Axel sangat bersyukur. 

Sampai suatu malam adiknya berkata padanya untuk mengikutinya ke suatu tempat. Axel yang khawatir tentang keadaannya mengikuti dirinya. Dia sangat terkejut ketika adiknya membawanya ke dalam gua yang dia anggap sebagai reruntuhan masa lalu.

Ketika dia melihat kedepan adiknya sudah tak terlihat dan ketika dia menoleh menatap ke belakang dia melihat bahwa seluruh desa saat ini dalam keadaaan terbakar. 

Axel memilih untuk berlari kembali ke desa dan melihat desa telah dilalap oleh api. Axel berlari didalam api untuk menemukan adiknya ketika ia melihat di alun-alun desa adiknya sedang berdiri melihat seluruh warga desa dibakar hidup-hidup.

Adiknya menoleh dan menarap Axel sebelum berkata,

"Mereka telah kembali ke dalam pelukan tuhan." 

Setelah mengatakan hal ini Axel melihat adiknya terjatuh dan pingsan. Tanpa rasa takut Axel membawa adiknya menjauh dari desa dan masuk ke dalam gua untuk bersembunyi. Sepanjang malam dia terus berdoa kepada Evernight dan menangis dalam diam.

Namun ketika pagi datang dia mendengar teriakkan adiknya dan melihat bahwa ia akan membunuh dirinya sendiri. Ketika ia menenangkan adiknya ia menyadari bahwa mereka telah masuk jauh ke dalam gua peninggalan tanpa menyadarinya.

Kemudian Axel mengingat sebuah ingatan yang tidak ada dalam pikirannya. Ketika ia muda dan menemukan peninggalan ini dia telah menemukan sebuah benda aneh yang bersinar setengah dan setengahnya lagi berwarna hitam tanpa sadar dia telah menelan hal ini. 

Kemudian Axel mengingat bisikan aneh yang ada dalam pikirannya membuatnya kehilangan kesadarannya. Dia kembali ke desa tanpa menyadari bahwa ada sesuatu yang terjadi dalam pikirannya. Namun tanpa dia menyadarinya Pikiran Korupsi ini terus mendekati adiknya. 

Adiknya, Lyli tidak pernah menjauhi penduduk desa hanya saja dia ketakutan ketika mengingat kakaknya Alex selalu berteriak setiap malam tentang The Creator dan menyebutkan untuk kembali ke dalam pelukannya. 

Selama lima tahun sejak dia menjadi aneh Axel tidak menyadari hal ini dan meledak kemarin malam ketika dia menculik semua penduduk desa dan membakar mereka hidup-hidup sebelum menari dengan gila didalam Gua.

Ketika ia kembali ke desa Lily dapat merasakan bahwa kakaknya yang ia kenal telah kembali karena itu ia mengatakan hal itu padanya. 

"Itu salahku!" Axel takut bahkan dia memiliki keinginan untuk berteriak.

Lily yang melihat keadaan kakaknya ikut memeluknya dan menangis bersama. Setelah kejadian ini mereka berdua pindah ke kota di Awwa County. Ketika disana mereka mengetahui tentang Beyonder dan pengetahuan mistisme. 

Karena itu mereka berdua tahu bahwa mungkin ada keberadaan tertentu yang menyebabkan korupsi pada Axel. Setelah mengetahui kebenaran hal ini Axel mulai memakai pakaian pendeta putih kemanapun ia pergi. 

Dia juga tahu bahwa benda yang tidak sengaja dimakannya adalah Karakteristik Beyonder seorang Solar High Priest Sequence 7 Jalur Sun. Dia mulai melatih dirinya menggunakan kekuatan ini dan pergi berkeliling desa-desa Awwa County untuk membantu orang-orang sebagai seorang pendeta. 

Ketika mereka mendekati Backlund Lily telah berhasil menjadi seorang Beyonder juga dia memilih menjadi seorang Sleepless karna dia takut bahwa semua kenormalan kakaknya adalah mimpinya, karena itu ia selalu menahan kantuk ketika malam.

Ketika sampai di Backlund mereka berhasil menjadi informan gereja Evernight karena kontribusinya, Axel berhasil menjadi seorang Notaris. 

Axel selalu mencoba mencari cara untuk membalas dendam pada dewa yang menyebabkan dia melakukan hal ini. Meskipun dia tahu tidak mungkin untuk melawan seorang dewa dia hanya ingin tahu siapa itu. 

Sampai beberapa hari yang lalu dia dan Lily telah diundang oleh seseorang untuk bergabung dengan sebuah organisasi bernama White Union. Awalnya dia tidak ingin mengikuti hal berbahaya seperti itu sampai Lily berkata untuk mencoba terlebih dahulu.

Karena itu dia dengan sembarangan berkata bahwa jika mereka bisa memberinya informasi tentang apa Axel inginkan dia akan mengikuti mereka. 

Namun siapa sangka orang yang mengundangnya bergabung memberinya sebuah surat dan pergi, pria itu hanya berkata untuk pergi ke alamat dalam surat tersebut.

Axel membuka surat tersebut dan mendapatkan informasi tentang The Fallen Creator dan Aurora Order. Setelah mendapatkan informasi tersebut Axel menangis semalaman dan mengatakan akan membalas pada Aurora Order untuk apa yang telah terjadi.

Axel membawa Lily menuju kediaman yang tertera dalam surat. Mereka berdua melihat sebuah mansion besar yang sepenuhnya putih berdiri dengan indah. Tepat didepan gerbang ada seorang pria bernama Lamu yang sudah menunggu mereka. Axel mengenali bahwa pria inilah yang mengundangnya.

"Tuan sudah menunggumu didalam." 

Axel dan Lily bertemu dengan Regis, Reina, dan Rein untuk mengetahui bahwa mereka bertiga adalah Beato White Emperor. Setelah mendengar tentang White Emperor dirinya dan Lily bersumpah dengan menyebut nama kehormatannya.

....

Saat ini Axel sedang berjalan dikoridor untuk pergi menyelsaikan misi yang diberikan oleh Tuan regis bersama Lamu. 

"Apa buku yang selalu kau genggam ditanganmu?" Tanya Lamu bingung. 

Pasalnya hanya beru-beru ini Axel sering membawa buku putih dalam genggamannya.

"Aku menuliskan cerita Yang mulia dalam buku ini. Agar aku dapat menyebarkan kebaikkan dan kehormatannya ke dunia." Ucap Axel serius.

Lamu yang mendengar hal ini merasakan sudut mulutnya berkedut tak karuan.

'Bukankah aku Oracle? Ada apa dengan kau yang sangat bersemangat.' Pikir Lamu.

Mereka berjalan menuju depan gerbang depan dan melihat seorang gadis muda berumur dua puluhan sudah menunggu didekat gerbong yang sedang diparkir. Gadis ini memiliki rambut gandum dengan mata coklat madu yang indah cukup tinggi untuk seorang gadis. Dia menggunakan Kemeja putih dengan Korset hitam dan rok coklat panjang disertai boots hitam.

"Lily sedang apa kau disini? bukankah kau harusnya membantu di yayasan?" Tanya Axel sambil mengerutkan keningnya.

"Aku akan ikut denganmu untuk menyelsaikan misi!" Katanya dengan angkuh.

"Aku akan pergi untuk menemukan seorang Wraith Sequence 5, ini terlalu berbahay." 

"Aku telah mendapatkan kontribusi kemarin dan menjadi Midnight Poet Sequence 8. Karena itu tidak perlu khawatir tentangku." Ucapnya bangga.

"Apa yang bisa dilakukan Low Sequence dalam pertarungan ini." Ucap Axel dengan tegas.

"Hm! Kurasa bantuannya akan sangat membantu. Bagaimanapun kami hanya pergi untuk berdiskusi dan memastikan bukan untuk pertarungan kematian. Karena itu kurasa bantuan Midnight Poet cukup penting." Ucap Lamu menengahi.

Axel juga menyadari hal ini hanya saja dia tetap khawatir untuk adik perempuannya. Namun melihat Lamu mendukungnya dan wajah adiknya yang sombong menatap padanya ia hanya bisa mengalihkan pandangannya dengan kesal.

Mereka bertiga menaiki gerbong. Ketika Lamu melihat kedua orang didepannya ia tidak bisa untuk menghela nafas. Kedua orang ini benar-benar berlawanan. Melihat Axel dengan pakaian pendeta yang duduk dengan tenang dan melihat Lily yang terlihat seperi bajak laut dengan wajah galak benar-benar membuat orang tidak akan percaya bahwa mereka adalah kakak beradik.

Mereka menaiki gerbong selama 20 menit sebelum berhenti dirumah batu di pesisir Backlund. Rumah ini cukup luas dengan rumah batu berlantai dua dan lapangan yang dikhususkan untul melatih seorang ksatria.

Lamu menoleh menatap Axel sebelum yang diangguki oleh yang terakhir. Ketika mereka memasuki halaman secara tiba-tiba banyak gundukkan muncul dihalaman dan tak lama kemudian muncul zombie yang meraung pada mereka.

"Sebuah rindu akan kehidupan membawa rasa sakit pada dunia, dalam ketenangan jiwa kembalilah dalam tidurmu dalam pelukan langit malam." 

Sebelum Lamu dan Axel membereskan para Zombie mereka melihat bahwa zombie-zombie yang sedang dalam berlari menuju mereka telah terhenti dan beberapa dari mereka meleleh dan menyatu kembali ke dalam tanah.

Axel mengangguk kepada Lily dan berkata,"Hati-hati."

"Aku tidak menyangka bahwa kau cukup ahli dalam berdongeng." Ucap Lamu.

"Aku adalah pengikut yang mulia putih bagaimana bisa aku tidak berpendidikan."

Sambil mengobrol mereka bertiga masih melihat sekelilingnya dengan tajam. Sebuah rantai hitam muncul disisi Lily mencoba mengikatnya.

"Tuhan berkata itu Tidak Efektif!" Axel berkata dengan tenang.

Melihat rantai hitam yang menghilang Lamu memegang bahu Lily dan berpindah tempat. kemudian dia menatap ke rumah batu untuk melihat seorang pria berusia sekitar dua puluh delapan tahun dengan wajah pucat dan mata coklat jahat. Dia mengenakan kemeja putih dan rompi hitam.

Mata Lamu menjadi biru untuk sesaat sebelum dia berkata,"Withering whisp." 

Sebuah gelombang hitam muncul didepannya namun karena kurangnya kekuatan itu hanya berubah menjadi peluru dan menembak pria itu.

Seorang wanita muncul dari kaca jendela didekat pria itu dan memantulkan peluru hitam. Wanita itu menatap waspada kepada Axel. Sebagai seorang Wraith akan lebih baik untuk bersembunyi sebelum menggunakan Possesion namun dengan hadirnya seorang Notari dia tidak berani mendekati targetnya karena mantra dan kemampaunyang dimiliki Notaris sangat menekan Wraith.

Axel melihat wanita itu melambaikan tangannya dan memanggil lebih banyak Zombie, sepertinya mereka bernita untuk kabur.

"Holy Light Summoning!" 

Dengan teriakkan Axel muncul cahaya terang dilangit yang membakar semua zombie menjadi abu. Ketika Axel melihat kedua orang didepannya mencoba kabur dia melihat gerakan mereka melambat.

"Kemarahan tidak menentu yang dikirimkan kepada jiwa, dosa yang menghantui perjalananmu, duduk dan bertobatlah." 

Setelah berkata seperti itu Lily langsung terjatuh lemas. Lamu memanfaatkan ini menggunakan Door untuk muncul dihadapan mereka. Ketika dia melihat wanita itu akan menggunakan Shriek ia memilih mengabaikan hal itu dan mengeluarkan sebuah Jimat Rune dan melemparkannya pada mereka berdua.

"Tuhan berkata itu Tidak Efektif!"

Kemampuan wanita itu tertahan sedikit oleh perintah Axel membuat Lamu memiliki kesempatan untuk menggunakan Door dan berpindah ke sisi Axel.

Axel menarik Lamu mendekati Lily dan menggunakan Sun Halo disekitar mereka sebelum mengangguk kepada Lamu.

"Tuhan berkata itu Efektif!" Teriak Lamu.

Setelah teriakkan Lamu terdengar teriakkan lain yang menakutkan yang menembus ke dalam jiwa mereka. Sebagai seorang Notaris Axel kebal terhadap efek negatif Wraith Shriek sedangkan Lamu dan Lily berkat Sun Halo dan Amplikasi Lamu mereka hanya sedikit pusing.

Melihat musuhnya yang baik-baik saja wanita itu bersiap untuk masuk ke dalam jendela namun merasakaan tubuhnya sangat berat seolah ada beban menakutkan ditempatkan dipunggunya. Kemudian dia mengalihkan pandangannya pada kertas yang menempel tidak jauh darinya dan merasa bahwa ini semua disebabkan oleh benda ini.

"Jika kau selalu mempertahankan wujud Wraith-mu mungkin Rune Gravitasi tidak akan menahanmu tetapi dalam wujud manusiamu kau tidak akan bisa menolak gaya tariknya." Ucap Lamu yang telah berada didepan mereka berdua.

"Siapa kalian?" Ucap wanita itu dengan tenang dan tidak melawan tarikan lagi.


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C18
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login