Download App
92.3% Football Pride: The shining star / Chapter 24: Hari yang terulang

Chapter 24: Hari yang terulang

Keesokan paginya Theo berniat ingin pergi berbelanja sebelum pulang ke jepang, saat Theo turun ia tak melihat Karla sama sekali dan memilih untuk memasak sarapan walau begitu ia masih heran dengan Karla yang tak terlihat pagi itu, tak berapa lama pintu diketuk dan saat dibuka itu Oliver dan Laura.

"Siapa lagi selain kalau bukan kalian berdua" ucap Theo

"mana mungkin ada orang lain yang akan berkunjung" jawab Oliver

"masuk saja Karla sepertinya masih tidur" balas Theo

"Yang benar saja, ini sih sudah siang" ucap Laura

Mereka bertiga memutuskan untuk pergi ke kamar kakak Theo dan benar seperti dugaan Karla masih tertidur pulas, Theo tersenyum kepada Oliver mengerti maksudnya ia langsung mengambil segelas air

"sekarang kita tunggu saja dia bangun" ucap Theo

Tidak lama kemudian Karla pun bangun dan saat akan mengusap wajahnya ia merasa tangannya berat sekali ia memaksakan untuk mengusap wajahnya, Byur air membasahi wajah Karla ia langsung bangun dan dengan marah langsung mengejar Theo dan Oliver, Laura hanya menonton dengan puasnya menerrtawai mereka bertiga, kejar-kejaran itu mengakibatkan ruang tengah menjadi berantakan mau tak mau mereka harus membersihkannya, hari pun sudah siang ketika mereka selesai membersihkannya dan Theo mengajak mereka untuk berbelanja tanpa sengaja ia menyalakan televisi siaran ulang liga Jepang yang dimana FC Tokyo menang dengan skor 3-2 di menit-menit akhir lewat gol Ito Theo menyadari jika ia mengirim foto Karla kepada Ito saat di babak pertama pertandingan.

Saat ia memberitahu yang lain Karla langsung tersipu malu dan Oliver langsung tertawa, Laura langsung memeluknya sambil sedikit menggodanya, melihat hari sudah siang Theo langsung meminta Oliver mengantarnya ke pusat perbelanjaan terdekat Karla dan Laura meminta untuk ikut mau tak mau Theo mengajak mereka juga.

Disana mereka ber-empat berpisah Karla bersama laura dan Oliver tidak ikut masuk ke pusat perbelanjaan itu.

Di dalam Theo bertemu Ernst dan Matthias mereka berdua terlihat kesal dengan keberadaan Theo disana.

"Theo kenapa kau disini" tanya Matthias

"Memangnya kenapa? aku hanya ingin membeli beberapa barang sebelum pulang ke Jepang" jawab Theo

"Theo kau harus secepatnya keluar dari sini" ucap Matthias

Theo tidak mengatakan apapun karena terlalu banyak pertanyaan di otaknya

"nanti akan aku jelaskan tapi kita harus pergi dari sini" ucap Matthias sebelum menarik tangan Theo

Theo langsung menarik tangannya dan menghentikan pergerakan mereka bertiga

"APA-APAAN KALIAN INI" Bentak Theo

"Tak ada waktu lagi" ucap Ernst sebelum mendorong Theo sampai terjatuh

BOOM! Terjadi ledakan di tak jauh dari tempat mereka berdiri, satu pusat perbelanjaan itu dievakuasi Theo panik dan ingin segera mencari Karla tapi ia lebih memilih untuk menolong anak-anak yang terpisah dari orang tuanya, dalam perjalanannya Theo melihat orang-orang ditembak oleh sekelompok orang bersenjata lengkap melihat wajah orang-orang itu Theo mendapat kilas balik saat ia mengalami hari yang sama, tak lama ia bertemu seorang anak yang mengingatkannya akan dirinya saat masih kecil di situasi yang sama dengan anak itu.

Tanpa pikir panjang Theo langsung menenangkan anak itu dan menggandeng tangannya keluar dari tempat itu tempat dan situasi yang ia anggap neraka dunia, mengendap-endap diantara teriakan yang semakin mengingatkannya kepada teriakan korban di tempat itu Theo memaksakan dirinya untuk menetapkan tujuannya untuk keluar dari tempat itu bersama anak itu baru ia akan mencari Karla dan Laura.

Tak jauh dari pintu keluar anak itu tanpa sengaja menjatuhkan kaleng yang langsung menarik perhatian salah satu pria bersenjata ia teringat akan ayah dan ibunya yang melindunginya di saat seperti ini dan ia yakin ia harus melakukannya untuk anak itu ia ingin anak itu selamat sepertinya, saat orang itu masuk di ruangan yang sama dengannya Theo dengan cepat merampas senjatanya dan membuangnya jauh Theo langsung memukul orang itu dan sebaliknya dengan susah payah Theo memanfaatkan barang-barang di sekitarnya dan mengambil sebuah gunting di meja kasir dan menusuk orang tersebut di lehernya dan melihat orang itu menghembuskan nafas terakhirnya di depan matanya, Theo syok berat mengetahui apa yang ia lakukan ia baru saja membunuh orang.

Walau ia masih syok anak itu menenangkannya dengan begitu ia kembali menetapkan tujuannya untuk membawa anak itu keluar dan kembali menggandeng tangan anak itu dan berjalan keluar.

Di luar Theo melihat banyak polisi dan ambulans anehnya mereka tidak ada yang berani masuk ke dalam pusat perbelanjaan itu dengan alasan mereka mempunyai sandra, seorang anak dari petinggi negara, Theo melihat Oliver yang sedang berlari ke arahnya dan ia memakai rompi anti peluru.

"Oliver, apa yang kau pakai?"

"Theo kau harus segera pergi dari sini"

"tak akan, aku akan pergi dari sini setelah aku mengeluarkan Karla"

Saat Theo akan masuk kembali Oliver menarik tangannya.

"jangan macam-macam pulanglah"

"aku tak akan meninggalkannya apapun yang terjadi"

"apa pentingnya dia dibanding nyawa dan karirmu Theo, kau baru saja membunuh orang"

"walau karirku harus hancur, aku tidak akan meninggalkan temanku"

Oliver cukup kaget dan tak sempat menahan Theo masuk kembali ke tempat berbahaya itu.

Di dalam Theo mendengar suara pertengkaran, ia menghampirinya dengan mengendap-endap Theo melihat Laura sedang berkelahi dengan salah satu orang itu dan melihat yang sepertinya mayat teman dari orang itu yang telah dibunuh Laura, Laura terjatuh dan akan ditembak oleh orang itu dengan cepat Theo menendang orang itu yang hanya cukup untuk menjatuhkannya sebentar lalu Laura melemparkan sebuah pistol sesaat Theo mengambilnya ia langsung menembak orang itu.

Theo melihat banyak darah yang keluar dari tubuh Laura dan memutuskan untuk bertanya kepadanya tentang apa yang Terjadi.

"apa yang sebenarnya terjadi disini"

"Maaf aku tidak pernah memberitahumu, ini semua ulah sebuah kelompok yang harusnya kami hancurkan"

"Kalian? siapa maksudmu?"

"teman-temanmu, Karla, Oliver, Matthias, Daniel, Ernst, dan Markus mereka semua tahu tentang ini dan ingin menjauhkanmu dari sini"

"apa kau bisa berdiri?"

"aku tidak yakin bisa bertahan"

Dengan darah yang keluar semakin banyak Laura tak yakin jika hidupnya akan bertahan lama

"Jangan bilang begitu"

"tak apa Theo, ada sesuatu yang harus kau tahu"

"setidaknya jangan jadikan itu pesan terakhirmu"

"sudah pasti itu pesan terakhirku"

"memangnya apa?"

"walau melanggar peraturan Karla membawa perusahaan ayahnya bekerja sama dengan pemerintah untuk menghancurkan kelompok itu untuk membalaskan dendam orang tuanya"

"apa maksudmu dia"

"iya dia adalah kakakmu Thea dan dia selalu ingin melindungimu, hari pertama kau di Jerman dia sempat mengamuk tau kau hidup sendiri tanpa bantuan orang"

"..."

"sudahlah theo, jangan salahkan dia itu bukan salah-"

Lagi-lagi Theo melihat seseorang menghembuskan nafas terakhirnya didepan matanya sendiri walau begitu ia tahu ia tak mau kehilangan anggota keluarga lagi.


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C24
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login