Saya begitu terpuruk ketika memeluk tubuhnya yang penuh noda darah di pangkuan saya. Melihatnya seperti ini sangat menyakitkan hingga tak bisa digambarkan dengan kata-kata.
Ketika saya hampir yakin bahwa saya bisa bersamanya sepanjang hidup saya, tiba-tiba tragedi ini menimpa. Saya bahkan tidak tahu apakah saya akan bisa melihatnya lagi setelah ini.
Saya memeluknya erat dalam pelukan saya sambil membisikkan namanya berulang kali. Air mata saya mengalir deras seperti air terjun tak berujung melewati pipi saya.
Ada rasa sakit yang menusuk tiba-tiba di dada saya yang akhirnya saya abaikan dan terus menatap wajah Ace karena saya takut ia akan pergi jika saya berhenti menatapnya.