Chapter 43: BAHAYA BESAR

Jeritan mengerikan ambulans merobek langit sore yang damai, suara langkah kaki yang terburu-buru bergema di trotoar semen di luar Mansion Crawford, suara panik terdengar dari mana-mana saat tandu berhenti mendadak di depan ambulans yang menunggu dan hati-hati dimuati ke dalam.

Saya tersesat di tengah kekacauan saat berbaring di tandu dengan mata rapat tertutup, dan kesadaran saya melayang bolak-balik. Mobil terhentak sebelum akhirnya mengaum kembali hidup. Beberapa saat kemudian ambulans bergegas menuju rumah sakit terdekat dengan sirene menyalak memerintahkan jalan raya untuk segera bersih agar bisa segera lewat.

Tangan yang keras dan kasar memegang tangan kiri saya dengan kuat, memberinya sedikit kehangatan yang ia butuhkan. Sikap lembut itu mengisi hati saya dengan kenyamanan. Bahkan jika saya tidak melihat siapa pun, saya merasaka kehadirannya di samping saya, memanggil nama saya berulang kali dengan air mata mengucur di pipinya.