Jakarta
Karina POV
Aku membaca undangan yang baru saja diberikan Juan kepadaku.
"Nanti aku jemput kamu dari paviliun ke hotelnya."
"Tidak usah dijemput." Ya, aku tidak mungkin menolak. "Kamu pasti sibuk terima tamu juga, kan? Aku akan pergi dengan bridesmaid yang lain."
"Kalau aku yang jemput kalian, kamu kan jadi tidak perlu jadi sopir mereka."
"Aku bisa ke sana dengan sopir."
"Jadi.... Juna nanti juga akan datang?"
Aku mengangkat kepala dari undangan yang sedang kubaca. Aku tidak menduga Juan akan memilih topik itu untuk mengalihkan percakapan.
"Iya," jawabku sambil meletakkan undangan yang kupegang ke atas meja.
"Kalau hubungan kalian hanya sekedar teman, terus kenapa dia sering datang ke Lombok hanya untuk menemuimu?"
"Aku lebih suka tidak membicarakan dia." Aku memilih tidak menjawab hal yang aku tidak tahu. "Yang pasti, aku hanya menganggapnya sebagai seorang teman."
"Itu terlalu banyak untuk ukuran teman, Rin."
"Kamu mau minum apa?" Aku sengaja mengalihkan percakapan.
"Teh panas saja." Syukurlah, akhirnya Juan mengerti keenggananku membahas tentang Juna.
***
— New chapter is coming soon — Write a review