saat ini saya sedang memandang semua tim spearhead yg sedang menatapku dengan wajah penasaran.
oo aku lupa memberitahu ini adalah dunia 86, di mana negara ini sedang di serang oleh robot tanpa awak yg memaksa semua penduduk asli mereka mengunci diri di sektor 85.
dan membiarkan warga negara yg bukan penduduk asli mereka berperang secara paksa di garis depan mengenakan robot bernama jaggernaut.
"jadi kenapa kamu tidak memiliki prosesor seperti kami dan ikut berperang" tanya salah satu anggota
"kenapa aku harus melakukan hal yg tidak aku inginkan, lebih mudah bertahan hidup sendiri dari pada mempertahankan negara ini, toh aku tidak berhutang apapun padanya"
"dunia ini juga bukan di buat olehnya, saya bekerja sendiri untuk mendapatkan makanan ku, negara ini juga bukan orang yg melahirkan ku, jadi kenapa aku harus mematuhinya" kataku dengan acuh tak acuh
"kami semua di sini juga tidak menginginkannya, tapi kami semua di paksa untuk melakukannya, jadi bagaimana cara mu menghindari paksaan mereka" kata salah satu anggota sambil menahan amarahnya
"aku hanya membunuh mereka yg memaksaku melakukan apa yg tidak aku inginkan"
"lihat aku bisa memotong robot itu menjadi beberapa bagian, hanya sekumpulan manusia apa sulitnya, kulitnya tidak sekeras baja"
saat itu semua langsung hening.
"lalu apa rencana mu selanjutnya" tanya shin dengan santai
"aku akan menikahi kaie, hidup bahagia dengannya dan membuat banyak anak setiap hari dengannya, benar kan kaie" kataku dengan senyum lembut
"eehhh tunggu dulu, aku belum setuju, kita baru saja bertemu" kata kaie dengan panik
"jangan terlalu lama berpikir, lihat aku terlalu tampan, apa kamu tidak takut wanita lain akan merebut ku terlebih dahulu, kamu akan menyesal jika itu terjadi" kataku dengan nada main main sambil mendekatinya yg berdiri tidak jauh dari ku.
"itu itu kamu terlalu percaya diri, di sini masih banyak pria yg tidak kalah dari mu" jawab kaie dengan panik sambil mundur sedikit demi sedikit
"OOO benarkah, apa ada pria yg bisa menangkis peluru untuk mu, lalu apa ada pria yg akan berlari ke arah drone itu dengan sebuah pedang hanya untuk menolong mu, ya kalaupun ada apa dia setampan ku, he he he" kata ku dengan nada main main lalu dengan cepat memeluknya.
"itu itu jangan di sini, semua orang melihat" kata kaie dengan panik sambil menutup wajahnya
"memang apa yg akan aku lakukan disini, aku tahu kamu pasti berpikir mesum kan, he he he aku tahu sekarang kamu sebenarnya wanita mesum" kataku dengan nada bercanda
"aku bukan wanita mesum, kamu yg mesum, kamu pria tak tahu malu dan mesum, sangat mesum" kata kaie yg tiba tiba kesal, hal ini membuat semua orang langsung tertawa.
"ok Nero jangan menggodanya lagi, mungkin dia terlalu malu untuk mengakuinya saat ini, beri dia sedikit waktu" kata Anju wanita cantik dengan rambut yg panjang.
"aku akan terus menggoda mu sampai kamu setuju, he he he" bisik ku di telinga kaie yg membuat tubuhnya merinding dan menatap ku dengan mata kosong, lalu berbalik dan menatap anju dengan senyum lembut.
"tentu saja nona Anju, tapi jika kaie terlalu lama menjawab mungkin aku akan melakukan sesuatu seperti ini" saat itu saya mulai memperagakan seorang pria yg akan meniduri seorang wanita dengan tangan ku.
"lalu seperti ini" lalu terlihat adegan memompa
"lalu seperti ini" lalu adegan mengubah posisi.
"berhenti, kamu kamu apa kamu mengintip saat itu" teriak kaie dengan panik
"apa kamu pernah melakukannya, sayang sekali aku kira kamu masih perawan" kataku dengan wajah sedih sambil menggelengkan kepala ku.
"tentu saja aku masih perawan, maksudku apa kamu mengintip saat kami sedang mencuci, saat itu aku memperagakan gerakan tangan seperti mu untuk menggoda kurena.
"untuk apa aku mengintip, jika aku ingin melihat tubuhmu aku bisa melakukannya dengan paksa dan kamu bahkan tidak punya kesempatan melawan, mengintip hanya di lakukan oleh pria pengecut" jawab ku dengan acuh tak acuh.
"kamu kamu, itu bahkan lebih jahat dari mengintip" kata kaie dengan kesal sambil memelototi ku
"setidaknya lebih jantan dari pada mengintip" balas ku sambil mendekatkan wajahku ke wajah nya
dan kami saling menatap dengan wajah kesal.
"kamu mmm" tapi sebelum dia sempat bicara lagi aku langsung mencium bibirnya di depan semua orang.
setalah itu aku dengan cepat berlari keluar ruangan.
"kamu bajingan mesummm" teriak kaie yg membuat semua orang tertawa .
_______________________
"apa kamu pernah melintasi wilayah Legion" tanya shin yg berjalan ke arahku yg sedang duduk di halaman sambil bermain dengan gitar yg sudah aku keluarkan dari inventory.
"mm, di sana sangat indah, apa kamu ingin melihatnya, ada negara yg di sebut federasi di setelah melewati wilayah Legion, di sana semua orang hidup dengan damai" jawab ku dengan santai
"benarkah, apakah kamu dari sana" tanya shin dengan nada agak tinggi, lalu dia duduk di sebelahku
"aku bukan dari sana, aku hanya pengelana yg berkelana sendirian"
"bagaimana kamu bisa bertahan selama ini" tanya shin yg semakin penasaran.
"lari ku sangat cepat dan tentu saja dengan pedangku aku bisa memotong para Legion itu dengan mudah, skill pedang ku sudah mencapai tingkat dewa, jangan remehkan potensi manusia" jawabku dengan nada bercanda
"aku bahkan tidak tahu ada skill pedang yg bisa memotong besi, apa pedang itu di buat oleh bahan khusus"
"mm bahan pedang ini sangat langka, selama kekuatanmu cukup dia bisa memotong apapun, jika kekuatan mu tidak cukup dia hanya akan melukai mu, kamu bisa mencoba menyentuh nya jika kamu tidak percaya" kataku dengan nada menggoda
"lebih baik aku tidak melakukannya, aku merasa tidak nyaman hanya dengan melihatnya saja" jawab Shin dengan nada tidak nyaman
"apa kamu akan tinggal di sini dan benda yg ada di tangan mu itu"
"aku akan tinggal untuk menjaga kaie, mungkin aku akan ikut bergabung dalam pertempuran dan ini di sebut gitar" jawab ku sambil menyetel gitar di tangan ku dan memainkan sedikit instrumen.
"alat untuk memainkan musik, aku dulu pernah melihatnya, aku tidak tahu kapan kamu membawa benda ini" seru shin sambil mengamati gitar yg aku petik
"he he he ini alat paling ampuh untuk menggoda wanita, apa prosesor mu sedang terhubung, aku melihatnya sedang menyala"
"ya header kami biasanya selalu menghubungi kami di jam seperti ini, apa kamu keberatan"
"tentu saja tidak, tapi sebaiknya dia tidak memberi tahu atasannya tentang ku, jika ada yg datang mencari ku itu hanya membuang nyawa mereka, aku lebih kejam dari pada Legion, setidaknya Legion masih memberimu kesempatan untuk menembakan senjata mu dan mengucapkan kata kata terakhir saat akan mati" kataku dengan nada main main.
"dia bertanya apa kamu bersedia memasangkan alat komunikasi agar bisa saling berhubungan"
"aku rasa tidak penting untuk berbicara dengan nya, bukan aku membenci mereka, aku hanya tidak mau di ganggu, bagaimana jika aku sedang tidur dengan kaie dan dia tiba tiba menghubungi kami, mungkin dia akan mendengarkan suara desahan kami yg membuatnya masturbasi sendirian, ini benar benar tidak baik untuknya"
"siapa yg akan tidur dengan mu, jangan bermimpi, aku bahkan belum setuju menikah dengan mu" teriak kaie yg sedang berjalan ke arahku dengan kesal, di ikuti yg lainnya.
saat itu mereka membawa banyak makanan untuk berpesta di luar bersama sama karena hari sudah semakin gelap.
"tenang saja cepat atau lambat, kamu akan berteriak di bawah ku" kata ku dengan senyum jahat
"kamu benar benar mesum" kata kaie dengan kesal
"baiklah ijinkan aku menggoda mu dengan sebuah lagu" saat itu saya langsung memetik gitar ku dan memainkan lagu life dari Yui.
"kota berdebu inilah kota kelahiranku"
"kita berjalan menunduk hingga tak mampu tertawa"
"orang orang berlalu begitu cepat"
"sudahkan mimpimu menjadi kenyataan, tanyaku penasaran"
"saat ini ingin diriku melihat kembali masa kecil ku"
"terlahir dengan keluguan"
"kuingin pergi ketempat matahari menyongsong dan menggenggam lenganku"
"kesana ke angkasa kiranya, begitu pikirku"
"aku masih belum dapat sayap tuk terbang dengan nya"
"karena tak semudah yg kubayangkan"
"ambil anak anjing yg basah itu"
"sangat lucu ketiak mengibas air dengan caranya"
"kuingin di cintai, kuingin dicintai saja"
"kataku jangan kah kau mencari hal yg lain"
"suatu hari ketika masih anak anak ku berdebat dengan ibuku"
"ku ingin mengubah segalanya"
"kuingin ke ketempat matahari menyongsong dan genggam tanganku erat"
"di tempat itu, disaat itu aku dapat mengubah hidup ku"
"namun tak ada jalan bahuku memberitahu mu apa yg ada dalam hatiku"
"karena tidak semudah yg kubayangkan"
"aku ingin ke tempat di mana matahari bersinar dan membuka peta"
"aku tahu... aku tahu... kau tidak bisa menolong saat tersesat"
"aku dapat mengubah hidup ku"
"semua hari hari yg telah lalu membuatku tahu siapa diri ku"
"karena tak semudah seperti aku teruskan hidup ku"