Daniel menelponku pagi harinya. Dia menghujaniku dengan perhatian-perhatian yang justru membuatku semakin merasa bersalah pada Adam.
Masih belum hilang dari ingatanku bagaimana kemarahan di wajah Adam semalam. Lalu sebuah pertanyaan segera terlintas di pikiranku. Apa hari ini Adam akan tetap datang kesini seperti biasa? Atau dia justru tidak akan muncul di hadapanku lagi?
Aku belum sanggup ditinggal Adam dengan kondisi bisnis yang sedang mulai berjalan seperti ini. Mendadak aku merasa sangat kotor. Seperti inikah aku sekarang? Memikirkan Adam hanya karena membutuhkan bantuannya saja? Aku merasa sepertinya aku telah menjadi orang yang sangat jahat.