Lareina dan Aradia mengalihkan pandangan mereka menuju arah sumber suara.
"Sean...?"
Lutut Lareina terasa lemas ketika melihat sosok Sean yang berjalan mendekatinya. Gadis itu berdoa dalam hatinya agar dibangunkan dari semua ini karena ia tidak sanggup jika harus hidup disini dan menahan rasa malu seumur hidup pada pria yang semakin mendekatkan jarak pada dirinya ini.
"Tadi gue gak salah denger, kan, ada yang nyebut nama gue, terus suka-"
Lareina dengan segera memotong kalimat Sean dan menujuk ke arah Aradia. "Dia! Aradia! Dia bilang dia suka sama lo, Sean!" seru Lareina panik.
Sean memiringkan kepalanya sembari tersenyum curiga. "Tapi yang gue denger tadi itu suara lo, bukan suara Aradia."
Bola mata Lareina bergerak ke arah kanan dan kiri. Gadis itu terlihat sangat panik dan kebingungan untuk mencari cara bagaimana merespon ucapan Sean. Ia sudah tidak bisa berdalih karena Sean ternyata mendengar jelas kalimat tersebut keluar dari mulutnya sendiri.