Download App
56.66% Unwanted Coercion / Chapter 17: BAB 17

Chapter 17: BAB 17

Imelda menyantap sarapan dengan menundukkan kepalanya. Ia terlalu malu untuk menatap wajah Ricandra di depannya. Ricandra melihat tingkah Imelda yang tidak biasa jadi merasa tidak enak.

"Kenapa kamu menunduk terus dari tadi?" Tanya Ricandra pada Imelda di sela sarapannya.

"Tidak apa-apa Mas..." Jawab Imelda masih dengan kepala menunduk.

"Tatap aku saat berbicara!" Ucap Ricandra dengan tenang. Imelda pun mengangkat kepalanya lalu memandang wajah Ricandra.

"Anggap saja kejadian tadi tidak pernah terjadi!" Ucap Ricandra pada Imelda. Imelda menganggukkan kepalanya.

'Gimana bisa di anggap tidak terjadi? Orang jelas-jelas kejadian tadi masih membayang di ingatanku.' Batin Imelda.

Imelda pun memejamkan matanya. Menghirup napas dalam-dalam lalu menghembuskannya dengan kasar melalui mulutnya agar hatinya lebih tenang. Ricandra mendekatinya lalu memeluknya.

"Aku minta maaf..." Ucap Ricandra pelan. Imelda menganggukkan kepalanya.

'Ya ampun gini banget ya resikonya kalo nikah sama cewek yang usianya jauh dibawah kita? Harus banyak ngalahnya. Di apa-apain dikit aja udah takut dan nangis. Gimana bisa di ajak begituan?' Batin Ricandra.

Tidak berapa lama pembantu mamanya Ricandra datang. Seperti biasa ia akan merendam pakaian di mesin cuci dulu setelah itu membersihkan lantai atas.

"Bersihkan kamarku dulu Bi!" Perintah Ricandra ketika melihat pembantunya akan menaiki tangga.

"Iya Mas." Jawab pembantu itu.

Setelah makan seperti biasa Imelda membersihkan meja makan lalu mencuci piring. Ricandra mengawasi Imelda dari meja makan.

"Ambilkan aku obat di laci itu!" Perintah Ricandra sambil menunjuk salah satu laci di dapur setelah melihat Imelda selesai mencuci piring. Imelda pun membuka laci yang di tunjuk Ricandra lalu mengambil obat penurun panas dan memberikannya kepada Ricandra.

Saat Ricandra meminum obatnya, tukang tambal ban datang. Imelda pun menggunakan kesempatan ini untuk menjauh dari Ricandra. Imelda segera keluar untuk menemui dan menunggu tukang tambal ban hingga selesai menyelesaikan pekerjaannya. Tidak berapa lama Ricandra menyusulnya.

"Nggak perlu di tunggu. Dia sudah sering datang ke rumah ini. Ayo masuk!" Ajak Ricandra. Imelda pun menurutinya. Ia tidak punya alasan untuk menolak ajakan Ricandra.

Kini mereka duduk di sofa ruang tengah sambil menyalakan televisi. Ricandra melihat berita selebriti tanah air. Di televisi itu menyiarkan Roselia yang tengah fashion show dengan pakaian sangat mini dan belahan dada yang sangat rendah. Ricandra sudah biasa melihat Roselia yang berpakaian seperti itu. Tapi beda lagi dengan Imelda. Ia merasa malu dan ngeri dengan cara berpakaian yang seperti itu.

"Kenapa?" Tanya Ricandra saat melihat Imelda nyengir-nyengir jijik.

"Mmmm pakaiannya mini dan ketat sekali." Jawab Imelda.

"Kamu tahu dia?" Tanya Ricandra ingin tahu apakah Imelda mengenal Roselia.

"Tentu saja. Dia Roselialinda model yang sedang naik daun beberapa tahun terakhir." Jawab Imelda percaya diri.

"Kamu tahu kekasihnya?" Tanya Ricandra lagi.

"Tidak. Tidak ada yang tahu kekasihnya karena Roselialinda menyembunyikan identitas kekasihnya." Jawab Imelda lagi.

Memang sampai saat ini tidak ada yang tahu siapa kekasih dari model terkenal bernama Roselialinda. Karena Ricandra sendiri yang meminta agar hubungan mereka tidak di expose hingga mereka mendapatkan restu dari kedua orang tuanya. Hingga hubungan mereka berjalan 2 tahun papa Ricandra masih belum merestui hubungan mereka dan tiba-tiba menikahkannya dengan Imelda gadis yang usianya jauh dibawa Ricandra dan masih berstatus pelajar SMA.

"Mas Ricandra kamarnya sudah selesai di bersihkan..." Ujar pembantunya setelah menuruni tangga.

"Terima kasih Bi. Oh iya di depan ada tukang tambal ban. Nanti kalau orangnya sudah selesai tolong di urus ya? Aku naik ke atas dulu." Ucap Ricandra pada pembantunya.

"Iya Mas." Jawab pembantunya. Lalu melanjutkan membersihkan ruangan yang lainnya.

"Ayo naik!" Ajak Ricandra pada Imelda. Imelda pun ikut naik ke atas dan masuk ke kamar Ricandra. Ricandra merasa tidak enak badan sehingga ia ingin beristirahat di rumah seharian.

"Temani aku tidur." Ucap Ricandra sambil membaringkan tubuhnya di ranjang.

"Hanya tidur?" Tanya Imelda tidak percaya.

"Iya memangnya mau apa?" Tanya Ricandra.

"Nggakpapa Mas." Jawab Imelda lalu merebahkan tubuhnya di ranjang Ricandra. Ricandra memeluknya dan tidak berapa lama Imelda mendengar nafas Ricandra yang teratur pertanda sudah tidur.

'Eh beneran tidur? Panasnya juga sudah mulai turun.' Batin Imelda.

Ketika Imelda akan memejamkan matanya ponsel Ricandra bergetar, tapi yang punya tidak bangun juga. Imelda pun meraba meja nakas lalu mengambil ponsel itu dan melihat ID pemanggil. Itu adalah permintaan video call dari kontak bernama "Sayangku" dengan foto kontak Roselialinda.

'Jadi pacar Mas Ricandra selama ini model cantik Roselialinda? Pantesan nggak ada yang tahu. Jika aku di bandingkan sama dia tentu saja nggak ada apa-apanya. Dia lebih cantik, dewasa, dan pastinya lebih cocok sama Mas Ricandra. Pantesan Mas Ricandra nempel terus sama aku akhir-akhir ini. Ternyata di tinggal pacarnya ke luar negri? Aku cuma buat pelampiasan saja. Nanti kalo pacarnya sudah balik aku bakal di campakkan kayak sampah. Eh ponselnya bergetar lagi. Di bangunin nggak ya? Tapi kan Mas Ricandra lagi sakit?' Batin Imelda.

Imelda pun menaruh ponsel Ricandra lagi di meja nakas lalu menyingkirkan tangan Ricandra dari tubuhnya pelan-pelan agar Ricandra tidak terbangun. Setelah itu ia keluar dari kamar Ricandra, turun dari tangga dan masuk ke kamarnya mengambil jaket, dompet, hp dan kunci motor. Pembantunya sedang menyapu halaman belakang jadi ia tidak tahu kalau Imelda keluar rumah. Kebetulan sekali saat Imelda keluar motornya sudah terparkir di dalam garasi. Ia pun segera mengeluarkan motor itu lalu mengemudikannya menjauhi rumah Ricandra.

Ia sangat kecewa karena merasa sudah di permainkan Ricandra. Selama ini ia sudah berusaha menjadi istri yang baik dan bahkan hampir menyerahkan tubuhnya pada Ricandra, tapi nyatanya Ricandra masih menjalin hubungan dengan kekasihnya. Apa arti pernikahannya selama ini? Ia pergi tanpa tujuan. Mau pulang ke rumah takut di tanyain yang macam-macam sama ibunya. Ia pun mengemudikan motornya ke rumah Melly.

Hari sudah semakin siang. Ricandra merasa lapar karena sudah masuk waktunya makan siang. Ia pun membuka matanya dan tidak menemukan Imelda di sisinya. Ia bangun lalu keluar kamarnya dan menuruni tangga berharap menemukan Imelda sedang memasak di dapur. Tapi yang ia lihat hanya pembantunya yang sedang menyetrika.

"Dimana Imelda?" Tanya Ricandra pada pembantunya.

"Bukannya tadi naik ke atas sama Mas Ricandra? Setelah itu bibi nggak melihatnya lagi Mas." Jawab pembantunya.

Ricandra pun membuka pintu kamar Imelda dan lagi-lagi tidak menemukan sosok istrinya. Ia membuka pintu kamar mandi dan ternyata kosong juga. Ia ke garasi dan melihat kalau motornya tidak ada itu artinya Imelda pergi dari rumah membawa motornya. Ia segera naik tangga kembali ke kamarnya dan mengambil ponselnya. Ia mengabaikan beberapa tanda panggilan tak terjawab. Ia membuka aplikasi di ponselnya untuk mengetahui dimana Imelda berada sekarang. Karena ia sudah memasang GPS pada motor yang dibawa Imelda yang langsung menyambung ke ponselnya.

Ricandra pun akhirnya mengawasi kemanapun Imelda pergi dari ponselnya. Ia membawa ponselnya kemana-mana. Ia turun dan menyuruh pembantunya memasak dengan bahan yang ada di kulkas.

"Kenapa dia pergi nggak pamit? Dan lokasi ini 8 kilometeran dari rumah. Rumah siapa ini? Apa lelaki itu? Makanya dia pergi diam-diam?" Gumam Ricandra.


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C17
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login