Di malam hari Bara mendapat panggilan dari Akihiko.
Tetot Tetot Tetot (suara panggilan)
"kau Hiko, ada apa?"
"Bara, lusa shera kan mau balik ke desa tuh. Kau udah siapkan surat balasan shiori?"
"udah sih, cuman masih perlu aku cek lagi ah"
"okei, itu saja"
"hish hish kau hanya bicara surat ini ku kira ada hal urgent lainnya"
"hehe shera yang minta aku ingatkan kamu bar tadi sore, kalau gak nanti bisa marah. Bahaya dongs cwek marah"
"dasar loe, generasi bapak-bapak takut istri"
"biarin, weee"
Hiko mematikan panggilan, Bara melanjutkan melihat balasan surat yang sudah di tulis nya.
"eehhmm.. rasanya harus ada yang ku ubah dan ku tambahkan nih" ucapnya sendiri
Bara melanjutkan menulis surat dengan sepenuh hati, haru bara menulis sebait demi sebait aksara untuk kekasih hatinya yang jauh disana yang sudah sangat dirindukan.
______
tibalah hari dimana shera akan pergi ke desa. ada kerinduan suasana desa Layoka, mungkin ada perbedaan dan itu pasti. ada kemajuan dan perkembangan dari Tatanan fasilitas desa, diyakini shera dan teman-teman yang lain.
sebelum shera berangkat, telah berkumpul di rumah shera Bara dan si kembar.
"pengin banget ikut kamu sher ke desa, aku kangen ladang paman, ehm kira-kira ada yang rawat atau terbengkalai nih jangan-jangan" ucap Akihiko
"hilih, bilang saja kau mau menemani shera dasar bucin" ucap Bara
"heh kaya kau gak saja, pasti sudah kangen berat kan sama shiori yang jauh disana" Akihiko gak mau terpojokkan.
"sudah sudah, ini kasian shera semakin lama kalian berdebat dia akan semakin lama sampai ke desa, bisa-bisa malam baru sampei" Akihiro melerai
"akhirnya ada yang waras juga, geh sini Bara surat balasan buat shiori, kau tidak lupa kan" ucap shera
"eh.. tentu sudah ku siapkan dong, nih surat ku buat kekasih ku yang jauh disana tentu merindukan aku" ucap bara
"hiliih,,, bolehlah kepedean" ujar shera
shera pun memegang surat dari Bara. dimasukkan nya surat balasan dari Bara ke dalam Tas slempang shera yang berwarna kuning.
"oke deh,, sudah dulu upacara kepergian Ku..." belum juga selesai diucapkan shera, Akihiko memotong ucapan shera,
"hanya tiga hari kan sher, lekas itu ke kota kan ya"
"he eh" shera mengiyakan
"kabari semua keadaan desa ya lepas kamu kembali ke sini" ucap akihiro
"aku tunggu kamu my sweety, lekas pulang ya" ucap Akihiko yang sudah terbayang rindu mendalam. ya, meskipun selama di kota mereka ga sering ketemu sih paling sepekan satu kali, tapi Akihiko takut jika shera tidak bisa kembali ke kota, takut terjebak di desa lagi.
"hiko, sudahlah jangan cemas begitu. desa sudah berubah, banyak orang kota pun yang membangun rumah di sana dan juga lagi dibangun fasilitas umum lainnya, itu sih yang terakhir di tulis shiori" ucap Bara
"iya, aku tahu. tapi, kan hutan suzokoya masih dengan keramatnya, kalau ada kutukan lain gimana" Akihiko semakin cemas
shera mendengus
"huusssh... tak baik kau ucap seperti itu, Aku kan baik-baik saja, dan akan kembali pulang. toh juga kursus ku masih berlanjut, jangan cemasin aku malah kamu harus selalu doakan aku biar selamat dan sehat sampai di sana dan kembali kesini" ucap shera
"Betul, itu baru namanya pasangan saling mensupport" ucap akihiro
"kau ini Hiro bicara pasangan, dirimu mana tuh belum ketemu katane sebulan akan dapat nih sebulan itu tinggal satu pekan lagi, udah ada pendekatan belum eh jangan-jangan cewek nya juga belum nampak" ucap Akihiko meledek
"ok guyss,, ku berangkat ya."
"siap sher, jaga diri baik-baik ya, sampaikan salam kita ke shiori dan Cik Chio" ucap Akihiro
Shera berangkat dengan melambaikan tangan ke Akihiko, Akihiro dan Bara.
______
Sampai di hutan suzokoya, Shera berdiri. waktu menunjukkan bayangan dia lebih besar dari wujud asli shera. sebelum matahari lebih condong ke Barat, shera segera memasuki hutan. sesampainya di gerbang desa, shera terkejut. desa nya kini bagus. ada gapura mewah bertuliskan "selamat datang di desa layoka" setelah gapura ada taman desa yang indah dengan wewangian bunga beraneka ragam warna nya.
Shera menikmati langkah demi langkah berjalan di desa, rumah utama yang dia tuju adalah Shiori.
____
Tiba di rumah shiori,
"Sonte" salam dari shera
"Iya, eh shera lama tak jumpa" ucap shiori
"bagaimana kabar mu shiori, kelihatan nya sudah makin nyaman aja nih di desa" tanya shera
"aku baik, iya nih sher. Kata bubu ku sih desa sudah semakin maju, peraturan kuno itu pun sudah lenyap. kamu tahu ga?"
shera terdengar ucapan shiori terkejut, kenapa ucapan nya seakan dia lupa kalau yang menghilangkan peraturan kuno ini karena hasil petualangan dia juga.
"kamu tidak tahu kronologi peraturan kuno itu sudah lenyap?" shera mencoba mencari tahu ada apa yang terjadi dengan shiori.
"ehhm,, gak tahu. karena semakin aku ingin tahu cerita itu dari bubu aku semakin sakit kepala" ucap shiori
"apa yang terjadi dengan mu shiori, oke Bubu Chio dimana aku ingin berjumpa"
"ada tuh di belakang, kamu masuk aja"
"okei, oh ya ini ada surat dari Bara semoga bisa membantu kamu ingat atas petualangan kita" ucap shera
shera langsung ke belakang mencari bubu Chio, dia ingin tahu apa yang terjadi dengan Shiori. kenapa seakan dia lupa.
sementara itu, Shiori membuka surat yang dia sendiri merasa belum mengenal siapa Bara.
shiori mulai membaca surat nya:
'Bara yang merindukan mu;
Hai, Shiori. Bagaimana kabar mu. aku tenang sekali saat kau kabari aku kalo sudah sampai di desa dengan selamat meski kabar itu datang nya setelah beberapa hari kemudian..'
belum juga selesai di shiori membaca, Shiori merasa sakit kepala dan dia teriak
"aaarrrhhh...."
shera yang baru saja sapa cik Chio, langsung berlarian menuju shiori.
cik Chio langsung memeluk shiori, menenangkan nya.
"Bu, Shera siapa Bara. "tanya shiori
shera yang belum tahu apa yang sedang terjadi, semakin dibuat kebingungan.
Cik Chio menuntun shiori ke kamarnya.
shiori diminum kan obat penenang dan tak lama dari itu Shiori tertidur.
Cik Chio kemudian menggandeng shera untuk meninggalkan kamar shiori, membiarkan shiori terlelap.
di ruang santai, Cik Chio dan shera saling menatap satu sama lain. Cik Chio tahu kalau shera ingin mengetahui apa yang terjadi dengan Shiori, sementara Shera tahu bahwa cik Chio ingin memberitahukan sesuatu.
pembicaraan ini dibuka dari cik Chio
" Shera, sudah lihat bagaimana sikap shiori sekarang kan, tadi cik lihat shiori pegang kertas, apakah kertas itu dari Bara"
"iya Cik, saya ingin tahu apa yang terjadi dengan Shiori, dia seperti tidak mengingat kejadian yang dilewati akhir-akhir ini, dia lupa tentang petualangan nya di hutan suzokoya dan dia pun seperti tidak mengenal siapa Bara"