"Kak, ayo kita ke luar dari sini. Tidak ada gunanya berbicara dengan orang yang tidak memiliki hati," ucap Mikhael. Ia membantu sang kakak berdiri. Setelah itu, Breckson, Mikhael, Tuan Charles dan Tuan Krapolis pergi dari ruangan itu. Tersisa Kreysa dan Veo yang saling berdiri berhadapan. Di sana, Kreysa menatap kedua mata Veo dengan rasa cemas. Kedua pipinya dibasahi oleh air mata.
"Kak Veo, bisakah kau berikan salamku kepada Kakakku? Katakan padanya untuk tidak mengkhawatirkan diriku. Aku bisa menjaga diriku sendiri. Terima kasih," ucap Kreysa. Setelah mengucapkan itu, ia menundukkan kepala dan berjalan ke luar ruangan dengan tatapan datar. Veo menyaksikan kepergian Kreysa dengan tatapan kebingungan.
"Ada apa dengan dia? Jelas-jelas Kakaknya itu penyebab masalah besar. Kenapa dia masih bisa memberikan simpati tinggi kepada Freislor, dasar perempuan aneh!" pekik Veo. Ia segera beranjak pergi dari ruangan dan menemui salah satu penjaga.