"Ayah, aku ingin bicara denganmu," Camelia berkata kepada sang ayah seraya meminta izin untuk mengambil waktu sang ayah yang berharga.
"Katakan apa yang ingin kamu bicarakan," sambung sang ayah sembari melihat sang putri yang dua hari ini tidak mau ke luar dari kamarnya.
Camelia pun duduk di atas kursi tepat di depan meja kerja sang ayah, dia menatap sang ayah dengan saksama. Dia pun memikirkan kembali apakah keputusannya memang tepat atau dia harus tetap tinggal di rumah sang ayah dan bertemu terus dengan Cornelius.
"Aku akan menerima usulanmu Ayah dengan pergi ke luar negeri untuk melanjutkan pendidikanku," Camelia akhirnya mengatakan apa yang sudah diputuskan olehnya.
Sang ayah menatap putrinya itu dan dia merasa senang Camelia menerima usulannya meski dia tahu jika sang putri tidak ingin pergi karena selalu khawatir dengan ibunya. Namun, dia kembali terpikirkan apakah perubahan keputusan Camelia ada kaitannya dengan kejadian dua hari yang lalu.
"Apa keputusan ini sudah final? Apakah kamu memutuskan ini karena apa yang dilakukan oleh Cornelius?" tanya sang ayah kepada sang putri untuk kembali meyakinkannya.
"Keputusanku sudah final dan aku ingin Ayah berjanji untuk menjaga ibuku," jawab Camelia tanpa membahas apa yang sudah dilakukan oleh Cornelius.
Camelia pun kembali bertanya kepada sang ayah kapan dirinya bisa pergi untuk melanjutkan pendidiknya. Dia ingin melakukannya dengan cepat agar dirinya bisa menyelesaikannya dengan cepat juga karena dirinya ingin menjaga dan membahagiakan sang ibu.
"Ayah, akan menyiapkannya dan kamu bisa mulai bersiap," jawab sang ayah sembari menatap putrinya itu.
Camelia pun beranjak dan dia berjalan pergi meninggalkan ruang kerja sang ayah, dia akan menyiapkan semua barang atau pakaian yang akan dibawanya. Dia pun sudah memikirkan akan bertemu dengan sang ibu sebelum kepergiannya karena dia yakin jika dirinya tidak akan kembali hanya satu atau dua tahun saja.
Sang ayah menatap kepergian sang putri dan dia merasa jika kebersamaan mereka belum bisa membuatnya puas. Namun, semua hal ini adalah kebaikan untuk putri dan putranya agar bisa melanjutkan bisnis yang sudah dia bangun bertahun-tahun lamanya.
"Aku harap kalian berdua bisa mengembangkan apa yang sudah aku rintis menjadi lebih besar lagi," gumam sang ayah lalu dia menghubungi seseorang untuk mengurus kepergian sang putri untuk melanjutkan pendidikannya.
***
Camelia berjalan menelusuri gang menuju rumahnya yang dulu saat dia tinggal bersama dengan sang ibu dan neneknya. Dia sungguh merindukan rumah yang di mana dirinya tinggal sejak dia masih kecil hingga dewasa.
Ada beberapa orang yang menatapnya tetapi dia hanya melayangkan senyumannya saja dan berlalu begitu saja. Dia mempercepat langkahnya dan akhirnya dia tiba di depan pintu rumahnya, dia melihat pintu rumah yang terbuka dan itu menandakan jika sang ibu ada di dalam rumah.
"Bu," sapa Camelia saat dia melihat sang ibu sedang melipat pakaian yang sudah disetrikanya.
Sang ibu langsung berdiri saat mendengar dan melihat sang putri yang datang ke rumahnya, dia pun langsung memeluk Camelia. Dia tidak banyak bicara dan hanya ingin memeluk putrinya saja karena rasa rindunya yang begitu besar.
Camelia pun membalas pelukan sang ibu, dia begitu menyayangi ibunya dan sama sekali tidak ingin meninggalkannya. Dia sudah berusaha selama beberapa bulan ini untuk mengajak sang ibu kembali tinggal bersama dengannya dan sang ayah. Namun, sang ibu bersikeras tidak ingin karena memiliki alasan yang sulit dimengerti olehnya.
"Ibu, sangat merindukanmu, Sayang," ucap sang ibu lalu dia melepaskan pelukannya.
"Aku juga merindukanmu, Bu," sambung Camelia sembari tersenyum menatap sang ibu.
Sang ibu pun langsung mengajak Camelia untuk duduk dan mereka pun mulai membicarakan beberapa hal yang penting yaitu tentang kepergian Camelia untuk melanjutkan pendidikannya. Sang ibu sudah mendengar kabar itu, sehingga dia ingin menanyakan semuanya kepada sang putri.
"Oh jadi kamu benar-benar akan pergi? Lantas bagaimana dengan ibumu dan juga aku? Apakah kau akan menelantarkan kami berdua?" Sang nenek memberondongi pertanyaan kepada Camelia setelah mendengar kabar kepergian sang cucu.