Camelia menatap pria yang adalah ayah kandungnya sendiri tetapi dia tidak merasakan hal itu karena baginya sang ayah sudah mati sejak dulu. Dia memalingkan wajahnya karena sudah tidak ingin melihat wajah pria yang terlihat tidak ingin pergi.
"Sebaiknya, Anda pergi saja karena aku tidak memerlukan Anda," Camelia berkata dengan nada dingin kepada sang ayah.
"Aku tidak akan pergi karena aku adalah Ayahmu dan kau tidak bisa menghilangkan itu," jawab sang ayah yang tidak ingin pergi sebelum bisa bicara dengan putrinya secara baik-baik.
"Ayahku … ke mana kau selama ini? Bukankah kau membuang aku dan ibuku? Lantas mengapa sekarang kau ingin aku mengakuimu sebagai ayahku?" timpal Camelia yang tidak paham dengan apa yang diinginkan sang ayah.
Camelia kembali memikirkan hal yang begitu menggelikan menurutnya karena dulu sang ayah membuangnya bersama dengan sang ibu. Lantas sekarang ingin dirinya mengakui jika pria itu adalah ayahnya.
Sang ayah pun mengatakan akan menjelaskan semuanya dan dia berharap jika Camelia mau memaafkannya dan ikut bersama dengannya. Dia ingin menebus semua kesalahan yang sudah dia perbuat kepada sang putri selama bertahun-tahun lamanya.
Camelia hanya mendengarkan apa yang dikatakan oleh sang ayah meski dia sama sekali tidak ingin mendengarnya. Namun, rasa ingin tahunya semakin besar untuk mengetahui apa alasan sang ayah memutuskan meninggalkannya serta sang ibu.
"Apa alasanmu sehingga kau membuangku dan ibuku?" Camelia kembali bertanya kepada sang ayah.
"Dia tidak menginginkanmu karena kau adalah seorang putri," jawab seseorang yang baru saja tiba di ruang perawatan.
"Apa maksudmu, Nek?" tanya Camelia atas perkataan sang nenek yang baru saja tiba di dalam ruang perawatan.
Sang nenek berjalan mendekat dan dia berhenti tatkala sudah berada di dekat Camelia, dia menatap sang cucu yang sudah terlihat membaik dari beberapa hari yang lalu. Setelah itu dia melihat ke arah pria yang dulu sudah melakukan sebuah perjanjian dengannya agar mempunyai seorang anak.
Namun, yang dilahirkan oleh sang putri ada dua dan pria itu lebih memilih bayi laki-laki dan membuang begitu saja Camelia. Dia masih merasa ada hutang yang belum selesai dengan pria yang ada di depannya itu dan sang nenek ingin menagihnya dengan jumlah uang yang sangat besar karena itu sebanding dengan apa yang sudah berlalu selama bertahun-tahun.
"Ibumu dan dia sudah melakukan pernikahan kontrak dan yang dia inginkan hanyalah seorang bayi laki-laki," Sang nenek kembali menjelaskan apa yang sudah terjadi.
Sang nenek menceritakan semua hal yang sudah terjadi saat pernikahan kontrak yang dilakukan oleh Amalia dan Aksa yang merupakan kedua orang tua Camelia. Pernikahan kontrak mereka berjalan dengan lancar hingga akhirnya Amalia mengandung dan melahirkan sepasang bayi kembar. Namun, Aksa hanya membawa bayi laki-laki dan membuang bayi perempuannya bersama dengan istri kontraknya.
Camelia mendengarkan apa yang dikatakan oleh sang nenek dan dia merasa semakin membenci pria yang ada di depannya itu. Dia tidak mengira jika dirinya memiliki seorang ayah yang tidak pernah menginginkan seorang putri.
"Ceritamu sangat berlebihan, Nyonya," Arka berkata dengan nada menekan kepada neneknya Camelia.
Dia memang bersalah karena sudah meninggalkan sang putri tetapi sekarang dia ingin memperbaikinya dengan membawa Camelia pergi bersama dengannya. Sang ayah akan melakukan apa saja dan memberikan semua yang diinginkan oleh Camelia agar sang putri bisa merasakan kebahagiaan bersama dengan ayahnya.
Sang nenek masih terus saja bicara dan semua yang dikatakan begitu menyudutkan Aksa yang sebagai seorang ayah yang kejam. Dia tidak peduli dengan apa yang dikatakan oleh pria itu karena dia kesal dengan apa yang dilakukan oleh Arka kepadanya dan putrinya.
"Kita bicara di luar," Arka berkata kepada neneknya Camelia dan dia menarik tangan wanita itu dengan cukup kuat.
Camelia pun melihat kepergian mereka berdua dan dia sama sekali tidak peduli dengan apa yang akan mereka lakukan. Sekarang yang ada di dalam hatinya adalah kebencian kepada sang ayah karena sudah membuangnya hanya karena dia adalah seorang perempuan dan bukan laki-laki.
"Aku tidak akan pernah memaafkanmu," gumam Camelia.