"Semua ini gara-gara, Selin. Setiap kali aku pulang ke rumah hanya ribut, ribut dan ribut. Aku setres setiap kali berdekatan dengannya. Tiap kali selesai ribut ujung-ujungnya dadaku sakit, jantungku kumat," jelas Jefri dengan raut wajahnya yang kesal, kemudian ia menyenderkan kepalanya pada senderan kursi.
Jefri terlihat lesu, dengan sesekali menahan rasa sesak di dalam dadanya. Penyakit yang tak diketahui siapa pun termasuk Selin dan juga keluarganya. Akan tetapi, Jefri juga selalu rutin memeriksakan dirinya pada Dokter pribadinya.
'Sepertinya Mas Jefri benar-benar sakit. Raut wajahnya juga tampak meringgis seperti itu. Aku jadi kasihan,' gumam Jeni dalam hatinya. Biar jahat bagaimana pun, Jefri memang tetaplah suaminya. Sementara Jefri juga lebih memilih beristirahat di rumahnya
"Mas, apa kamu sudah makan?" tanya Jeni merasa khawatir.
"Malam ini belum," jawab Jefri lesu.