Pernikahan itu mudah, yang susah adalah menjalani kehidupan setelah pernikahan itu sendiri. Butuh komitmen, kesabaran, dan juga hati yang lapang untuk saling menerima dua pribadi menjadi satu. Karena dalam pernikahan, dua orang tak lagi menjadi dua melainkan satu tubuh.
Harus bisa menerima keburukan pasangan masing-masing. Harus bisa menerima tabiat buruknya. Bahkan bila dia suka kentut, atau ngileran saat tidur. Ya, pernikahan tak seindah bayangan dalam film atau pun novel. Bahkan cinta pun bisa hilang bila tidak sering di pupuk, dan akhirnya layu lalu mati.
Tanpa cinta dan kasih sayang lagi, mampukah pasangan suami istri saling menerima kekurangan masing-masing?? Saat cinta telah berubah pahit dan dingin, mungkin pernikahan yang seharusnya menjadi surga akan berubah menjadi neraka dunia.
.
.
.