Sultan menangis diatas tubuhnya, terus mengguncang-guncangnya berulang kali. Berteriak kencang, air mata berguguran menghujani wajahnya. Malam itu adalah malam berdarah kedua yang pernah ia lihat sepanjang hidupnya, yang memberi luka dan trauma yang cukup mendalam. Sedangkan Bi Inah tersenyum, mengusap air matanya yang berjatuhan deras kemudian tidak sadarkan diri.
Daniel yang terbangun langsung berlari mendekatinya, dan coba memeluknya, mencoba untuk menenangkan sang adik kembarnya itu.
Di sekolah.
Putri tidak melihat Sultan hadir di kelasnya, ia merasa aneh meski disebelahnya Rita merasa sangat lega, tidak harus mendumel ini dan itu adu mulut dengan bocah tuyul itu. Erlan juga hadir disana maupun Ningsih. Mereka sibuk terduduk dibelakangnya, lagi main congklak. Kebetulan ada permainan congklak yang ditinggalkan seorang murid disana.
Rita segera berkata. "Baru berapa hari jadi murid disini udah enggak masuk. Rajin bener ya dia." ucap Rita membuka perghibahan mereka saat itu.