Ronald duduk termenung di rooftop. Ia menatap langit malam yang dihiasi dengan banyak bintang.
Sudah lebih dari dua bulan berlalu semenjak kepergian Fanda. Dan hidupnya menjadi benar-benar hampa.
Semua berjalan dengan sangat baik di Jakarta. Ronald danbSam memimpin perusahaan mereka dengan baik, Sofia menjadi penulis yang sedang naik daun, dan Erick mulai membuka cabang untuk kafenya.
Semua berjalan dengan sangat baik, akan tetapi, Ronald merasa begitu gelisah tanpa ia tahu apa penyebabnya.
"Teh, Bang?" Erick menghampiri Ronald dengan memegang dua gelas teh di tangannya.
"Apaan tuh, ngeteh malem-malem gini?" cibir Ronald.
"Kata Chef Yuni, ini teh bagus buat yg suka kena amnesia!"
"Bego! Insomnia kali!"
"Eh iya, keseleo lidah gue! Insomnia maksutnya! Lo kan belakangan ini insom tuh, Bang! Minum aja ini!"
Ronald menggeleng pelan, namun akhirnya, ia menerima teh yang Erick bawa.
Erick pun duduk dengan santainya di samping Ronald. Ia ikut menengadah menatap langit.