"Siapa dia? Apakah sahabatku yang sering meneleponmu?" tanyanya sedikit panik. Aku tahu bagaimanapun dia masih merindukan Bowo karena hanya Bowo yang akan membelanya jika aku memarahinya.
"Tidak, tapi aku memintanya untuk membantuku mendapatkan dia sehingga aku bisa membunuhnya." Aku memberinya telepon Aku untuk memberi tahu temannya bahwa Aku membunuh. Dia menghela napas lega ketika bukan sahabatnya yang aku bunuh.
"Dia pantas mati," katanya yang membuatku terkejut. Sepertinya dia memiliki dendam terhadap pria yang akan kukirim ke bosnya.
"Apakah kau tidak sedih sama sekali? Atau apakah kau mengharapkan dia mati?" Aku memintanya untuk mengkonfirmasi apakah dia benar-benar ingin temannya mati.
"Dia teman yang baik. Salah satu temanku sudah mati dan aku di sini. Aku juga sudah berjanji pada diriku sendiri jika aku bebas aku akan membunuhnya. Tapi kurasa aku tidak perlu mengotori tanganku, terima kasih lagi karena membunuhnya, karena aku tahu Bowo bukan orang jahat."