Ayahnya yang biasanya adalah seorang penyayang dan lembut hatinya, tiba-tiba berubah menjadi seorang pria yang tidak ia kenal. Ayahnya berjalan dengan langkah mantap, penuh kepastian. Ia tidak peduli sama sekali dengan teriakan Cynthia.
Setibanya di ruang kerja, ayahnya menaruh surat itu di meja dan menyatukan hasil robekannya dengan selotip.
"No! Papih, aku mohon!" teriak Cynthia yang hendak merebut kertas itu, tapi ayahnya bergerak dengan lebih cepat.
"Kenapa kamu menyembunyikan semua ini dariku?!" tegur ayahnya dengan suara yang keras.
Cynthia tak sanggup berkutik lagi. Justin muncul di ambang pintu dengan wajah penuh kengerian.
Ayahnya menyalakan lampu meja dan kemudian membaca tulisan di surat itu dengan saksama. Ia terdiam sejenak sambil matanya menyusuri setiap tulisan. Seketika matanya menyipit dan Cynthia menyadari jika ayahnya telah memahami semua situasi yang terjadi.
"Kurang ajar!" teriaknya murka sambil menggebrak meja dengan keras.