Ello menelan ludah saat melihat Cielo yang hanya berbalut pakaian dalam saja. Ia memalingkan wajahnya, tidak berani menatap Cielo lebih lama lagi. Namun, dalam hatinya ia pun penasaran. Ia ingin mengintip sedikit saja dan seketika matanya membelalak.
Belahan dada Cielo begitu menggoda. Perutnya rata dan kulitnya putih sekali seperti porselen. Ingin sekali Ello menyentuh wanita itu. Kalaupun Ello merangsek maju, ia tidak akan disalahkan karena pada dasarnya Cielo adalah istrinya.
Selama ini, Ello selalu menahan diri setiap kali Cielo menciumnya, melepaskan kausnya. Kali ini agak berbeda karena Cielo sendiri yang melepaskan pakaiannya sendiri. Semua ini bukan salah Ello.
Wanita itu sendiri yang melakukannya karena ia mabuk. Ello tidak begitu setuju ketika Cielo memesan anggur dan kemudian ia meminumnya banyak sekali. Ello hanya menyicipinya satu gelas saja, sementara Cielo bergelas-gelas.