Kelompok Hunter lain yang datang diketuai oleh Sam dan Christ.
Sam berjalan menghapiri Jack dan menatap dengan sangat dekat. "Its you Jack, didn't your team mates got wiped out by him? And now you're recruiting another people to be killed? (Ternyata kau Jack, bukankan rekan satu timmu sudah dubantai olehnya? Dan sekarang kau merekrut orang lain untuk dibunuhnya?)" sindir Sam kepadanya.
Jack menimpalinya dengan ejekan juga. "Shut your fucking mouth, you're barking like a dog. (Tutup mulutmu, kau menggonggong seperti seekor anjiing.)"
"Did we allowed to kill eachother? if its allowed, imma rip that mouth of your's, (Apakah kita diperbolehkan untuk membunuh satu sama lain? Jika iya, aku ku robek mulutmu,)" tanya Sam kepada mereka.
Jack meraih pistol yang berada di pinggulnya dan mengarahkan kepada kepala Sam dengan secepat kilat. "Do it if you can! (Lakukan jika kau mampu!)" tantang Jack.
Jack dan Sam saling menatap satu sama lain.
Meski mereka berdua sama-sama Hunter, ketegangan diantara mereka tak bisa dihindari karena dendam lama yang belum terselsaikan.
Saat mereka sedang bersitegang, Christ menghampiri mereka berdua.
"Didn't we aiming for the same target? Its useless to kill eachother, (Bukankah kita mengincar target yang sama? Tidak akan berguna jika kita saling membunuh,)" ucap Christ melerai mereka berdua.
"Look, whose talking? Hahaha, (Lihat, siapa yang berbicara? Hahaha,)" ucap Sam sambil tertawa dan mengalihkan pandangannya kepada Christ.
"Shut your fucking mouth Sam! And do your fucking job! (Tutup mulutmu Sam! Dan lakukan saja perkerjaanmu!)" tukas Christ kepadanya.
"Lets move, and ignore them! (Mari bergerak, dan abaikan saja mereka!)" perintah Jack kepada anggota timnya.
Jack bersama timnya berjalan menjauh dari Sam dan Christ.
Sam dan Christ menempatkan anggota tim mereka di pintu keluar seperti yang dilakukan oleh Jack.
"Hey Christ, want to join my team's? (Hei Christ, ingin bergabung dengan timku?)" tanya Sam.
"Like hell, last time we were join hand, we got wiped out by him, (Tidak, terakhir kali kita berpangku tangan, kita dihabisi olehnya,)" tolak Christ.
"We had one week left till this end, if we still cant catch her in the last day, lets join hand, (Kita masih memiliki waktu satu minggu sampai ini berakhir, jika kita masih belum bisa menangkapnya, mari bersatu,)" saran Sam kepadanya.
"Yeah, Imma kill him for sure this time! (Ya, aku akan benar-benar membunuhnya kali ini!)" sahut Christ yang masih memiliki dendam juga kepada John.
Christ bergerak menuju lantai tiga dan Sam menuju lantai dua.
Christ bersama dengan timnya menyisir satu-persatu setiap ruangan yang berada di lantai tiga, hingga mereka tiba di ruangan keempat dan membuka gagang pintunya.
Namun secara tiba-tiba.
DUARRRRRR. Suara ledakan menggema dan mengggetarkan bangunan tersebut.
"Standby standby, don't move don't move! (Bersiaga bersiaga, jangan bergerak jangan bergerak!" teriak Christ melalui radio komunikasi. "Medic medic! Get a fucking medic here! (Medis medis! Bawa anggota medis kemari!)" umpatnya.
Kresek … kresek …. Bunyi radio komunikasi.
"He's here, he's he- (Dia disini, dia dis-)" tiba-tiba suara panggilan radio terputus.
Jack yang berada di salah satu ruangan langsung menyuruh anggota timnya agar berkumpul.
"Get out from there, gathered at the end of hall! (Keluar dari sana, bertemu diujung lorong!)" perintah Jack kepada anggota timnya.
Saat para Hunter sedang sibuk dan dengan ledakan yang terjadi pada anggota tim Christ, John menghabisi anggota tim dari Jack yang berada satu lantai diatasnya.
John memungut radio komunikasi milik salah seorang tim Jack dan terlihat anggota timnya tersungkur dilantai tak sadarkan diri.
Ia berjalan mengahampiri pria yang tersungkur di lantai dan menginjak kepalanya sambil mengambil radio komunikasi miliknya. "Hello there, (Halo yang disana,)" tukas John berbicara melalui radio yang di pungutnya.
Jack yang mengenali suaranya, mengumpat padanya. "You bastard! (Kau bangsat!)"
John mendekatkan radionya kepada pria yang tersungkur tadi.
"He…lp m- (To…long a-)" belum sempat pria tadi menuntaskan perkataannya, John lebih dulu menendangnya di bagian dagu, hingga membuat pria tersebut kehilangan kesadaran.
"See you on the top, (Sampai jumpa di atas,)" ucap John seraya membuang radio tersebut.
Jack yang tahu jika John tidak pernah bermain-main dengan perkataannya, menyuruh Ivana untuk naik menuju lantai empat, menolong anggota timnya yang berhasil di lumpuhkan. "Go to the fourth floor and help your friend. (Pergilah ke lantai empat dan bantu temanmu.)"
"Understood, (Dimengerti,)" ucap Ivana meninggalkan pintu depan dan berjalan menuju anak tangga.
Ivana dengan hati-hati memeriksa beberapa ruangan untuk mencari rekan satu timnya, sampai pada akhirnya menemukannya dan ia memasuki ruangan tersebut.
Ia berjalan mendekatinya seraya membungkuk untuk memastikan jika rekannya masih hidup, ia melihat ada bekas tetesan darah yang mengarah menuju jendela.
Perlahan-lahan Ivana berjalan mengikuti tetesan darah tersebut dengan jemari yang sudah siap menarik pelatuk dari senjata yang di bawanya, dan tiba-tiba.
Dor. Bunyi letusan senjata api.
Christ memanggil rekan satu timnya yang sedang berjaga di pintu keluar bawah, "I need help on the third floor. (Aku butuh bantuan dilantai tiga.)" Rekan satu timnya datang menghadap padanya.
Ia memberikan pertolongan pertama padanya agar bisa di pindahkan, mereka berdua menggotongnya dan membawanya keluar dari bangunan tersebut untuk dibawa menuju tempat pengobatan yang disediakan.
Christ mengubah saluran radionya ke saluran umum dan meminta tim medis agar segera datang karena nyawa dari rekan satu timnya dalam keadaan gawat. "I need medic now on this cordinate…, (Aku butuh tim medis sekarang pada kordinat ini…,)" ucapnya meminta MMV segera datang.
Tak berapa lama kemudian, sebuah minibus datang untuk membawa korban tersebut dengan Christ yang berdiri dipinggir jalan menatap pada rekannya yang terkulai lemas diatas kasur.
"I'll make him pay for this! (Aku akan membuatnya membayar hal ini!)" tukasnya sembari berjalan masuk kembali dengan di ikuti oleh rekannya.
Sementara itu Ivana mengecek keluar jendela dengan mengeluarkan sebagian tubuhnya, dan tiba-tiba Johnya menerkamnya yang membuat tubuhnya kembali terdorong masuk kedalam bangunan dan jarinya secara tidak sengaja menarik pelatuk.
John memegang pergelangan tangan Ivana dan mengangkatnya ke atas untuk mengalihkan arah senapannya, Ivana yang tidak mau mengalah melayangkan tendangan ke arahnya namun tendangan tersebut dapat ditangkis olehnya.
Ia memukul Ivana tepat pada ulu hatinya, akan tetapi hal tersebut tidak berdampak apa-apa karena dirinya menggunakan rompi anti peluru.
Karena pukulannya yang tidak berdampak, Ivana kembali melakukan perlawan dengan mengambil belati dan mencoba menebas leher John menggunakannya, namun John berhasil menghentikan gerakan dari pisau tersebut hingga tak mengenainya.
Luka yang terdapat di lengan John, membatasi gerakannya.
John merebut belati tersebut dari tangan Ivana dan melemparkannya jauh ke sudut ruangan, ia memegang tangannya dengan di ikuti oleh gerakan bantingan yang membuatnya terjatuh dilantai dan senapan yang dipegangnya berhasil dirampas oleh John.
Ia membalikkan keadaan dan mengarahkan senapan tersebut kepada Ivana sambil menyuruhnya untuk melepaskan penutup wajahnya. "Take off your mask. (Lepaskan topengmu.)"
Ivana menurunkan topeng yang menutupi wajahnya.
"Fuck! (Sialan!)" umpat John yang tak percaya bahwa wanita yang berhasil dilumpuhkannya adalah seorang remaja berumur belasan tahun.
Terkaan darinya benar, karena gerakan yang dilakukan oleh Ivana berada pada level amatir.
"Take your team mate out from here! And tell them I'll be waiting on the top, (Bawa rekan satu timmu keluar dari sini! Dan katakan pada mereka aku akan menunggu di atas,)" perintah John melepaskannya dan tak jadi membunuhnya.
Ia mengambil semua amunisi yang dimiliki oleh Ivana dan kembali berjalan menuju jendela seraya memanjat tiang-tiang yang biasa digunakan oleh tukang bangunan untuk berpijak ketika mengecat bagian luar bangunan.