"Tak perlu mengurusi nasib mereka. Kau justru harus mengurusi nasibmu sendiri. Kulihat wajahmu seperti bukan orang yang pantas bekerja selarut ini, di tempat seperti ini pula!" Ren memulai tegurannya.
"Aku … ya, aku memang masih di bawah umur 20. Aku … hei! Kenapa kau bisa menerka begitu?" Gin menatap curiga ke Ren. Bagaimana bisa sosok penolong di dekatnya itu menerka usia dia? Padahal penampilan dia sudah mirip lelaki dewasa.
"Tsk! Jangan ragukan aku untuk urusan menebak umur seseorang." Ren berkata sambil menaikkan dagunya.
Gin tersenyum canggung dan diam sejenak sebelum akhirnya dia menemukan gagasan, yaitu ….
"Tuan penolong! Tolong angkat aku jadi muridmu!" Gin sudah menggeser posisinya dan kini bersimpuh di atas bangku bambu, menghadap ke Ren. Dua tangannya ditangkupkan di depan wajahnya dengan sikap serius.
Ren terkejut, tidak menyangka akan ada adegan semacam ini. "Untuk apa kau menjadi muridku? Hanya karena aku kuat?"