"Apa ayahku pulang ke rumah Zillian?" tanya Emily dengan kening berkerut.
Nathan mengangkat bahu. "Saya tidak tahu," jawabnya singkat.
"Apa ayahku tidak tahu kalau dia sedang dicari oleh Polisi?"
"Kalaupun dia tahu, dia tidak terlalu peduli. Non tahu kan Pak Benny seperti apa? Kata takut tidak ada dalam kamus hidupnya."
Emily menelan ludahnya yang terasa pahit. Dia tidak setuju dengan pendapat Nathan. Emily tahu bahwa ayahnya peduli. Hanya saja mungkin ayahnya sedang terdesak dan tidak punya tujuan yang lain. Benny persis seperti seekor tikus yang berada di bawah lampu sorot, yang sudah lelah berputar-putar menemukan tempat untuk bersembunyi, sampai akhirnya berada di suatu titik dia terpaksa bersikap angkuh dan memamerkan keberadaannya pada sang kucing.
"Jadi ayahku bertemu dengan pengacara Ricky?" tanya Emily sambil membayangkan pertemuan itu di otaknya. "Apakah mereka ribut seperti biasa?"