"Del," panggil Enji melihat Adella yang tampak lemas dan pucat. Bergegas Enji menyingkirkan pakaian-pakaian yang ada di sofa sehingga ada tempat lowong buat Adella duduk.
"Astagfirullah!" terdengar seruan Bu Genti dari dalam kamar, membuat Enji segera berlari menemui Bu Genti. "Ada apa, Nek?"
Enji bergegas memasuki sebuah kamar sempit dengan sebuah tempat tidur bertingkat di dalamnya. Sepertinya ini adalah kamar si Kembar Vino dan Vicko. Di sudut kamar terlihat Bu Genti berdiri dengan tubuh menggigil sambil naik ke atas kursi. Sementara di lantai dekat kolong ranjang, seekor ular bergelung sambil mendesis.
"Astaga!" seru Enji sambil mengusap dadanya. "Seekor ular di kolong ranjang? Ini ular peliharaan apa ular liar yang masuk ke rumah?"
Bu Genti menggeleng-gelengkan kepalanya. Wajah wanita tua itu terlihat pucat dan lemas. Saking lemasnya Bu Genti tidak sanggup kata berkata-kata, hanya menggerak-gerakkan tangannya dengan cemas.