Benny menatap titian setipis rambut dibelah tujuh itu dengan gamang.
Kepalanya berdentam-dentam karena nyeri yang akhir-akhir ini sering dideritanya. Hatinya ragu-ragu, apa bisa menyebrangi titian itu atau tidak?
Seorang anak kecil terlihat menyeberangi titian itu dengan lincah. Tangan anak itu terentang untuk menyeimbangkan tubuhnya yang meliuk-liuk karena berjalan dengan cepat. Benny memperhatikan aksi anak itu dengan takjub. Tak ada cara lain, dia harus bisa melakukan hal yang sama! Dia terlalu lelah untuk berkelahi. Jadi melarikan diri adalah jalan yang paling aman.