Download App
1.01% Menjinakkan Suamiku Yang Nakal / Chapter 2: Rutinitas

Chapter 2: Rutinitas

Auristela sudah sampai di Mansion besar keluarga Cavendish, dia merenggangkan sebentar tubuhnya yang terasa lelah sekali. Disini beberapa pelayan lelaki datang tanpa busana, mereka membantu sang wanita untuk membuka pakaiannya dan bersama-sama jalan ke arah kamar mandi.

Kamar mandi yang sekeliling temboknya terbuat dari kaca, dapat melihat jelas langit malam dan hutan belantara.

Satu lelaki membuka pakaian yang Stella kenakan, lalu membantunya masuk ke dalam bathtub. Air hangat dengan aromaterapi bunga mawar membuat Stella langsung merasa tenang.

"Nyonya, mau aku pijat?" Tanya sang pelayan lelaki yang ada di belakang tubuh Stella.

Tiga orang laki-laki lainnya hanya berdiri dengan tubuh telanjang, mereka bersiap jika sewaktu-waktu Nyonya mereka meminta bantuan.

"Boleh, pundakku terasa tak nyaman." Kata Stella sambil memejamkan matanya.

Mendengar hal tersebut tentu saja si lelaki pertama langsung tersenyum senang, ini sebuah penghargaan untuknya bisa memijat Sang Nyonya.

Pijatan yang lembut membuat tubuh Stella lebih rileks, dia membuka matanya dan menatap tiga lelaki lain yang hanya diam dan menatap dengan penuh harap.

"Apa yang kalian inginkan?" tanya Stella.

"Menjadi pelayan anda."

"Bagus, sekarang bisakah kalian membuat sedikit tontonan untukku?" Stella bertanya lagi.

"Tentu Nyonya." Ujar mereka secara serempak.

Mereka bertiga sudah berjalan secara bergantian untuk mencium punggung tangan Auristela secara bergantian, lalu dua diantara mereka mulai berciuman. Membuat sedikit adegan erotis untuk memuaskan pandangan mata Nyonya mereka.

Satu lainnya hanya diam saja, menunggu giliran untuk berkontribusi.

Ciuman yang dilakukan dua lelaki itu memang terkesan santai dan lembut, tidak terlalu terburu-buru. Mereka menciptakan seni yang disukai oleh Stella, sebuah karya bercinta yang akan membuat sensasi terbakar di seluruh tubuh.

Ciuman itu berganti dengan sebuah jilatan, lidah mereka saling bergumul satu sama lain. Tangan kekar mereka sudah mengelus tubuh sang lawan main, Stella tersenyum saat bisa melihat kelamin dari kedua lelaki itu yang telah berdiri tegak.

Auristela menyukai adegan tersebut, dia menampar bokong lelaki yang ada di sampingnya. "Bergabunglah, aku suka tiga orang yang langsung bermain!" Kata Stella pada lelaki yang belum berbuat apa-apa tadi.

"Baik Nyonya."

"Jilat kelamin mereka bergantian, aku mau melihatmu melakukan itu." Kata Stela lagi.

"Baik Nyonya." Ujar sang lelaki itu lagi.

Mereka bertiga sudah bermain secara bergantian, salah satu dari mereka mulai mengulum penis dengan bibirnya dan yang lain dengan tangan mereka.

Stella tersenyum lagi, dia sudah memainkan air hangat di tubuhnya sambil menonton adegan demi adegan untuk memuaskan kebutuhan serta naluri liar di dalam dirinya.

Dua jam setelahnya, Setelah selesai mandi. Dia menyuruh para lelaki itu untuk pergi dari kamarnya.

Stella berganti pakaian tidur dan mulai mengeringkan rambutnya yang basah, ketukan pintu membuatnya menengok sebentar. Tak berapa lama Bella masuk membawa beberapa berkas di tangannya.

"Kau masih bekerja di jam segini?" Tanya Stela dengan suara tak suka.

"Maaf Alpha, anda harus melihat beberapa hal." Kata Bella dengan suara yang merasa bersalah.

"Ada apa lagi?" Ujar Stella.

"Aku mendapatkan surat dari Paman anda, dia berkata bahwa dua hari lagi akan ada perjamuan makan malam untuk memilih calon suami anda."

"Lelaki Tua sialan itu! Apakah dia pikir aku bisa melakukan apapun yang dia inginkan!? Tolak saja surat tersebut, aku lelah meladeni omong kosongnya!" Kata Stela dengan suara yang hampir berteriak kencang.

"Tapi Nyonya, Paman anda berkata jika anda tidak datang, maka dia memastikan Tahta Pack ini akan diambil alih olehnya, sebab anda belum punya pasangan dan keturunan sama sekali."

"Dia mengancam? Ancam saja! Aku tidak takut!"

"Alpha, aku berkata sebagai Beta Pack ini. Kau harus menuruti ucapannya, kau memang harus punya keturunan. Setidaknya untuk saat ini, kau harus menikah lalu punya anak. Satu anak saja cukup, setelahnya kau bisa bebas melakukan apapun."

"Aku bisa bercinta dengan lelaki manapun, jadi aku bisa membuat anak sesuka hatiku. Aku tidak mau terlibat pernikahan!" Kata Auristela dengan suara yang sudah melemah, dia tidak bisa membahas soal pernikahan. Hatinya langsung merasa nyeri dan kepalanya sakit, dia benci pernikahan!

"Tapi kaum kita menjunjung pernikahan dan bersumpah dengan Dewi Bulan, itu akan jadi penyatuan secara sakral, anda yang lebih tahu hal tersebut. Tidak ada keturunan Cavendish yang lahir tanpa restu Dewi Bulan."

"Sialan! Aku tidak bisa Bella! Aku tidak bisa menikah! Rasanya aku mau meledak setiap kali membahas pernikahan, aku merasa Dewi bulan sudah tidak mengijinkan aku menikah!" Stela langsung terjatuh ke atas lantai, tubuhnya mendadak lemah.

"Nyonya, maafkan aku. Maafkan aku.." Bella tahu bahwa pembahasan tentang pernikahan sangat sensitif sekali untuk sang Nyonya.

"Aku harus apa? Aku tidak bisa menikah, Aku tidak mau. Aku akan ditinggalkan lagi di hari pernikahan, aku akan hancur lagi, aku akan menjadi bodoh lagi." Stela kembali berkata dengan menutup kedua telinganya dan menjambak rambutnya sendiri.

"Nyonya, tidak akan terjadi hal seperti itu lagi. Aku akan pastikan, tidak ada lelaki yang berani melakukan hal tersebut. Aku sudah punya rencana!" Bella berkata dengan sungguh-sungguh.

"Apa maksudmu?" Tanya Stella yang sudah menatap mata Bella dengan bingung. Dia menghapus air matanya secara kasar.

"Kau akan tetap menikah, lelaki yang akan menikah dengan dirimu adalah orang yang bisa kita percayai. Jangan sampai Paman anda membawa lelaki lain, yang mungkin dia datangkan untuk menyakiti anda. Kita akan cari lelaki bodoh yang tidak akan bisa menyentuh hati dan harga diri anda. Bagaimana?" Tanya Bella yang sudah memegang kedua pundak sang Nyonya sangat kuat.

"Apakah ada lelaki bodoh?" Tanya Stela yang masih belum paham apapun.

"Ada, aku pastikan ada lelaki bodoh yang bisa kita kendalikan."

"Tapi jika dia benar-benar bodoh, paman akan tahu. Aku juga tidak mau menikah dengan lelaki culun dan tidak tampan, aku yakin rencana itu akan segera diketahui oleh Paman."

"Tenang saja, Nyonya.. beberapa lelaki yang akan aku bawa nanti sangat tampan dan gagah. Kau pasti akan menyukainya, aku sudah pikirkan hal ini sejak lama. Tapi aku baru berani berkata pada anda sekarang, apakah anda percaya padaku?" Tanya Bella.

"Ya, aku akan percaya padamu."

"Kalau begitu, anda bisa tidur nyenyak malam ini. Besok aku akan membawa beberapa lelaki yang bisa menjadi pilihan." Bella mencium kening Stella dengan lembut.

"Terimakasih Bella." Setelah itu, Bella pergi dari hadapan sang Nyonya. Dia langsung mengatur banyak rencana untuk membantu sang Alpha agar tidak tertekan lebih jauh.

Bella mencintai Stella, sangat! Jadi dia akan melakukan cara apapun agar orang yang dicintainya tersebut bisa selalu bahagia.

"Aku akan pastikan, semuanya berjalan dengan lancar demi kebahagiaannya." Kata Bella sungguh-sungguh.


Load failed, please RETRY

Gifts

Gift -- Gift received

    Weekly Power Status

    Rank -- Power Ranking
    Stone -- Power stone

    Batch unlock chapters

    Table of Contents

    Display Options

    Background

    Font

    Size

    Chapter comments

    Write a review Reading Status: C2
    Fail to post. Please try again
    • Writing Quality
    • Stability of Updates
    • Story Development
    • Character Design
    • World Background

    The total score 0.0

    Review posted successfully! Read more reviews
    Vote with Power Stone
    Rank NO.-- Power Ranking
    Stone -- Power Stone
    Report inappropriate content
    error Tip

    Report abuse

    Paragraph comments

    Login