Marion menghampiri Drake dan menyentuh tubuh pria itu. Masih hangat, seolah itu bukan Drake yang memiliki suhu tubuh di bawah normal. Ia tahu sekali, bagaimana dinginnya pria itu. Dan kini, merasakan perbedaan itu membuat Marion merasa asing.
Gadis itu memandangi wajah pria yang terbaring dan terpejam itu, masih rupawan seolah tak ada waktu atau apa pun yang bisa menggerus pesona seorang Drake Wilmer terlebih si mata Marion.
Ia mengusap kepala Drake, kemudian mengecup keningnya.
"Drake, aku di sini ... sampai kapan kau akan tidur seperti ini, hm? Bukankah kau tak pernah tidur sebelumnya?" ucap Marion, menahan bulir yang telah mengumpul di pelupuk matanya.
Marion menahan isaknya, menggenggam tangan Drake yang dulu pernah membelai dan menyentuhnya penuh kasih.