Marion mengerjap samar kala mendengar pertanyaan William. Memangnya apa lagi yang harus ia katakan jika ia sama sekali tak mengingat apa pun? Haruskah ia menjawab semua pertanyaan pria itu dengan sebuah kebohongan?
Apa sebenarnya yang diinginkan pria itu hingga menanyakan hal yang sama selama beberapa kali?
"Sebelumnya ... kau tahu, kan, Pak? Kita sempat berpapasan dan antara mabuk dan sadar aku hanya mengingat bahwa kau sangat marah atas apa yang kulakukan saat itu. Aku muntah di jasmu, ingat?"
William mengangguk. Ia sungguh tak berniat memancing ingatan Marion, ia justru berusaha mengulik memorinya sendiri agar mengingat kembali apakah ia benar-benar telah memberi tanda pada gadis itu atau tidak. Jika memang apa yang ia tinggalkan itu merupakan tanda, mengapa Marion bahkan masih bisa menjalin hubungan dengan Drake?
Terlepas dari perkataan Ange—bahwa gadis itu bukan gadis biasa—tetap saja itu tak masuk akal.
"Lalu?"