"Tapi kau bagaimana? Setiap pengantin pasti mendambakan untuk bisa melakukan hal ini. Tapi kita bahkan sudah jauh-jauh datang kemari tapi kau tak bisa mendapatkan apa yang harusnya menjadi hakmu dan aaku tak bisa melakukan tugasku sebagai istri." Nindy benar-benar merasa bersalah, ia telah menjadi seorang istri yang buruk yang bahkan tak bisa untuk melayani suaminya sendiri. Dan ia bahkan juga tak menyangka apa yang sudah coba untuk ia lupakan nyatanya tak bisa hilang begitu saja dalam hatinya.
Semua itu masih terngiang dan membekas nyata dalam ingatannya. Apalagi setiap perkataan Wildan kala itu yang sama sekali tak merasa bersalah dengan apa yang telah ia lakukan. Kesuciannya dijadikan sebuah permainan dan dijadikan sebua kesempatan untuk merencanakan sesuatu yang sangat licik demi untuk bisa menipu papanya saat itu.