Chapter 129: Marmara berwarna merah.

Hari ini sesuai perjanjian pasangan suami-istri itu sepakat menuju muara hendak menaiki Yacht pribadi milik tuan muda Dravinda, mereka memulai berlayar dari selat Bosphorus.

"Sekian lama dia bergelantungan tak tentu arah disini, baru hari ini anda kembali menyapa nya tuan muda Dravinda?" Kata salah seorang pria kepercayaan tuan muda Dravinda dalam mengurusi cabang perusahaan termasuk kapal pribadi miliknya.

Selain itu nakhoda sudah bersiap pada tugasnya untuk segera berlayar mengarungi Marmara yang luas.

"Begitu lah pak, bagaimana lagi kesibukan belakangan ini membuat saya jarang mengunjungi daerah ini, kalau bukan istri yang memiliki impian untuk kesini saya mungkin masih berdiam diri di Indonesia" tuan muda Dravinda menjawab sambil tersenyum ramah.

Pria itu lantas membalas sambil mengangguk angguk paham.

Akhirnya keduanya menaiki kapal tersebut, saling bergandengan tangan.