Hye Rin mendorong lengan Adolf, kode supaya pemuda itu segera pergi, tapi tatapan tajam pria bule tidak kunjung sirna.
Hye Rin semakin gugup. Bagaimana kalau mereka baku hantam?
Sementara itu, Adolf tidak bergeming. Mata berpupil indah menantang mata lawan. Mata tegasnya mengintimidasi, menebar teror, seolah berkata kurobek dadamu lalu kumakan jantungmu sekarang juga.
Dia tidak pernah takut pada bahaya, tidak. Adolf urung menyerang Sujun lantaran Hye Rin.
Semua suami pasti geram melihat istri di malam hari berduaan dengan pria lain, terlebih pria itu jelas punya hubungan masa lalu dengan istri.
Sujun tidak takut dengan Adolf, hanya enggan mengotori tangannya. Dia punya pengetahuan hukum. Siapapun yang menyerang duluan, di mata hukum dia yang salah.
Mata Sujun seolah berkata, majulah, maju, layangkan pukulan pertamamu, pria bule. Akan kubuat dunia membencimu.
Hye Ri berdehem. "Sudah saatnya pulang, Adolf. Besok kita berjumpa lagi. Ayo, segera pergi, segera istirahat."