Rail terdiam, menatap sinis wajah Asmodeus dan tangan yang masih berharap ia memaafkannya dan menggenggam tangan Raja Iblis sebagai permintaan maaf Asmodeus padanya. Rail tidak menerima jabat tangannya, ia menampik uluran tangan Asmodues. Sesaat semua terkejut, namun Rail memeluk erat adik tirinya itu. Malaikat maut merindukan adiknya yang seperti saat ini. Dulu, Asmodeus tidak seperti kemarin-kemarin dan hari ini. Adik tirinya itu sangat baik dan perhatian padanya.
"Aku maafkan, asal semua ini tidak terjadi lagi," kata Rail.
"Maaf menganggu, Yang Mulia!" Seru Uriel.
"Ada apa, Uriel?"
"Ardina, Yang Mulia!" Tukas Uriel panik.
"Ardina? Kenapa dengan Ardina, Uriel?" Rail tak sabar untuk mengetahui ada apa sebenarnya dengan Ardina.
"Ardina tidak ada di tempatnya, Rail, Yang Mulia!"
"APA?" Semua menjadi sangat panik dengan berita kehilangan Ardina yang di sampaikan Uriel.