Hari mendebarkan bagi Qonin ialah hari Sabtu, dia sampai tidak bisa tidur ketika teringat perkataan Zanqi di telepon sore tadi. Malam ini dia hanya bisa mengganti posisi tidur, tapi tetap tidak bisa terpejam.
"Zanqi!!" gumam Qonin, dia menutup dirinya dengan selimut sambil membayangkan Zanqi berada di depannya.
"Berisik ah!! Ibu mau tidur ni!!" protes Narti itu membuat Qonin menutup mulutnya rapat-rapat.
Aku nggak boleh berisik!! Ayolah mata terpejamlah!! Batin Qonin yang memaksakan diri untuk tidur. Lambat laun saking lelah Qonin dengan semua hal itu tanpa sadar sudah membuatnya terlelap.
Dan hari terus berganti, satu hari terlalu cepat bagi Qonin. Dia tidak begitu mengingat Sabtu paginya ketika dia sendiri lebih memilih menghindari Zanqi sampai suatu chat dari Zanqi dibacanya.
[Tiga puluh menit lagi aku sampai di depan gang rumahmu, kalau boleh aku menjemputmu sampai depan rumah, bagaimana?]