"Non Ocha, kata tuan Jose, besok anda harus pindah ke Jakut. Jadi, untuk malam sampe besok pagi bisa berkemas." Yoanto membawa perintah yang berasal dari percakapan telepon tadi petang.
Yah, karena percakapan itu cukup mendesak. Aku jadi terheran-heran saat menatap raut wajah tegas Yoanto berdiri tegak di depan pintu.
Alisku bermain-main meninggi sebelah, kemudian menjatuhkan pandangan ke sisi kaki Yoanto dan Agam bersamaan. Lalu daguku terdongak lagi, menatap keduanya sedang serius.
"Kenapa harus mendesak kayak gini sih?! Lagian di Jakut ke mana dulu?" tanyaku mendesak dua pengawal untuk segera menjawab setiap pertanyaanku.
"Katanya ke rumah pribadi mereka, begitulah kata tuan Jose ke saya tadi."
Mataku sedikit menyelinap ke sisi belakang, samping tubuh Yoanto. Di luar, cahaya matahari sudah tenggelam sepenuhnya, kemudian hanya cahaya temaram lampu taman menghiasi dengan sangat terang.
Your gift is the motivation for my creation. Give me more motivation!
Creation is hard, cheer me up!
I tagged this book, come and support me with a thumbs up!
Like it ? Add to library!
Have some idea about my story? Comment it and let me know.