"Oh, Pendeta Matius." Kimberly melemparkan senyum manisnya pada paman Nathan. "Aku hanya ingin berjalan-jalan dengan ibuku. Kau sendiri sedang apa di sini?" tanya Kimberly.
Pendeta Matius tersenyum. Seperti biasa, ekspresi yang selalu ditunjukkan. Sekarang Kimberly baru sadar bahwa selama ini Pendeta Matius bahkan tidak pernah menunjukkan emosi apapun selain senyumnya. Tangannya juga selalu mengepal di belakang.
"Kimberly." Viona menegur putrinya karena bertanya. Dia adalah adik Moreno. Dia boleh melakukan apapun di rumah ini karena ini adalah rumah kakaknya.
Lagi-lagi pendeta Matius tersenyum. "Sepertinya kau salah sangka, Nyonya Watson," ucap pendeta Matius. "Rumah ini adalah rumah peninggalan orang tua kami, tapi aku melepaskan hak waris atas rumah ini karena aku lebih memilih menjadi pelayan Tuhan," kata sang pendeta.