Lorant bangun menjelang makan siang, rupanya dia tertidur sangat lelap setelah minum ramuan obat dari Benca. Saat terbangun, dia sudah melihat banyak makanan dan kudapan yang tertata dengan rapih di meja. Lorant menggeliat, meluruskan otot-otot di tubuhnya yang kaku. Meskipun di sana-sini masih terasa sakit, namun dia juga merasakan stamina tubuhnya membaik. Entah itu karena ramuan obat yang diracik oleh Benca, atau karena Benca sendiri yang membuat dan memberikan untuk dirinya penuh rasa cinta? apapun itu, dia bersyukur karena berhasil meneguhkan diri untuk kabur dari konspirasi pernikahan jahanam antara dirinya dengan Ivett.
Perlahan pintu kamar terbuka, Benca masuk diiringi oleh Arpad.
"Kamu sudah bangun, Kak? bagaimana kondisimu?" tanya Arpad penuh perhatian.
"Aku akan menghangatkan supnya." Benca berkata seolah meminta izin, namun sebelum mendapatkan jawaban, dia sudah meninggalkan ruang kamar.