Nenek : "Hallo Hans. Kamu lagi ada dimana?"
Hans : "Aku lagi di lapangan tinjau proyek Nek. Emangnya kenapa Nek?"
Nenek : "Ga apa-apa si sebenarnya. Tapi kamu tau ga dimana keberadaan Aleysa sekarang ini?"
Hans : "Ya aku ga tau lah Nek. Aku kan lagi kerja. Emangnya dia kenapa?"
Nenek : "Aleysa hilang. Catline dan Ershad sudah mencarinya kemana-mana tapi ga ketemu juga."
Hans : "Apa? Aleysa hilang? Kok bisa? Itu Ershad kenapa ga bisa jagain Aleysa si? Yaudah kalo gitu sekarang juga aku pulang Nek."
Sambungan telepon di matikan. Neneknya tidak percaya jika Hans akan se-khawatir ini setelah mengetahui jika Aleysa hilang. Bahkan Hans akan segera pulang ke rumah saat ini juga.
"Gimana Nek?" tanya Catline.
"Hans juga ga tau dimana keberadaan Aleysa sekarang ini. Karena sekarang ini Hans sedang dilapangkan untuk tinjau proyek. Tapi dia mau segera pulang untuk bantu kita cari Aleysa. Udah, kamu jangan khawatir lagi ya Catline."
******
"Ah ada-ada aja. Kemana coba Aleysa," ucap Hans di dalam hatinya.
"Kenapa sayang? Kok kayanya kamu khawatir gitu? Ada masalah?" tanya Emily.
"Ini, katanya Aleysa hilang. Dan sekarang orang rumah lagi panik cariin dia. Aku harus pulang ke rumah sekarang."
"Apa? Pulang? Ternyata kamu lebih peduli sama Aleysa ya daripada kerjaan kamu sendiri? Oh, atau jangan-jangan dugaan aku benar ya kalo kamu itu emang udah ada rasa sama Aleysa."
"Engga sayang. Bukan itu maksud aku. Tapi ini Nenek sendiri yang minta aku untuk cari Aleysa. Dan aku udah janji sama Nenek."
"Ya kamu tinggal bilang aja lagi ke Nenek kalo kerjaan kamu sekarang lagi banyak. Kamu sibuk. Kamu ga bisa cari Aleysa sekarang. Lagian kan ada Ershad. Dia itu kan bodyguard nya Aleysa. Suruh aja dia untuk cari Aleysa."
"Tapi sayang..."
"Kamu tetap pergi sekarang kemudian kita putus atau kamu tetap diam di sini sama aku. Kita kerja bareng lagi."
"Oke, oke. Aku akan stay di sini sama kamu dan aku ga akan pergi cari Aleysa."
"Bagus. I love you sayang."
"I love you too."
Hans memang sangat lemah jika sudah berhadapan dengan Emily. Dia tidak bisa menolak semua permintaan dari Emily. Hans mengurungkan niatnya untuk mencari Aleysa dan tetap bersama dengan Emily untuk kerjasama.
"Terpaksa aku ga cari Aleysa sekarang. Kalo aku nekat cari dia, yang ada Emily marah sama aku. Aku ga bisa kehilangan dia. Ga bisa," ucap Hans di dalam hatinya.
*******
Sedangkan suasana di rumah sekarang sedang sangat kacau. Apalagi Catline yang sangat mencemaskan kakak kandungnya. Catline dan yang lainnya menunggu kabar Ershad yang sedang mencari Aleysa di rumah. Tetapi Ershad belum juga memberikan kabar tentang Aleysa.
"Aduh, gimana ya Nek. Aku takut kak Aleysa kenapa-kenapa. Soalnya sampai sekarang juga kak Ershad belum kabarin kita lagi," ucap Catline.
"Nenek juga khawatir sama kakak kamu. Sabar ya. Kita tunggu di sini. Nenek yakin pasti Ershad akan temui kakak kamu."
"Semoga aja ya Nek. Terus kak Hans mana? Bukannya katanya dia mau pulang dan cari kak Aleysa?"
"Oh iya ya. Nenek sampai lu. Coba Nenek telepon lagi ya."
"Iya Nek."
Neneknya Hans mencoba untuk menelepon lagi. Mencoba menanyakan keberadaan Hans saat ini. Tetapi sekarang handphone Hans mati. Dia tidak bisa di hubungi.
"Hans ga bisa di hubungi. Mungkin dia lagi di jalan pulang."
"Aduh, pasti kak Hans ga akan pulang dan cari kak Aleysa. Dia kan ga pernah peduli sama kak Aleysa. Kalo gitu aku permisi pergi dulu Nek."
"Eh, kamu mau kemana Catline?"
"Aku mau csri kak Aleysa, Nek. Aku ga bisa diam aja kaya gini."
"Tapi Catline.... Catline...," teriak Neneknya yang hanya diabaikan olehnya.
Akhirnya Catline pergi juga mencari keberadaan Aleysa saat ini. Catline tidak bisa tinggal diam begitu saja ketika kakaknya hilang entah dimana.
******
Aleysa sekarang ini masih di sekap di sebuah rumah kosong oleh anak buah Emily. Aleysa terus berusaha supaya bisa membuka ikatan di tangannya. Tetapi tidak juga berhasil.
"Ya Tuhan. Aku mohon kepads-Mu. Lepaskanlah aku dari sini. Tolonglah aku," ucap Aleysa di dalam hatinya.
Walaupun begitu Aleysa terus mencoba untuk membuka ikatan yang ada di tangannya supaya dia bisa kabur dari sana. Hingga akhirnya lama kelamaan ikatan yang ada di tangannya mulai mengendur dan akhirnya ikatan itu bisa terbuka.
"Syukurlah ikatannya kebuka juga. Aku harus bisa pergi dari sini dan minta pertolongan."
Aleysa membuka ikatan yang ada di kakinya juga. Setelah itu Aleysa mencari jalan keluar dari sana. Dia menemukan sebuah jendela yang berukuran kecil berada di atas dari ruangan itu.
"Itu dia ada jendela. Kayanya aku bisa keluar dari sana. Tapi jendelanya tinggi banget. Aku harus susun tumpukan kayu ini supaya aku bisa keluar dari sana."
Untung saja di dalam ruangan itu terdapat banyak kotak yang terbuat dari kayu. Aleysa langsung saja menyusunnya dengan sangat hati-hati supaya orang yang menculiknya tidak mendengarnya. Setelah semua tumpukan itu jadi, Aleysa menaikinya secara perlahan. Hingga akhirnya Aleysa bisa keluar dari dalam ruangan itu. Tetapi sayangnya ketika Aleysa berhasil keluar dari jendela itu, di depan sana juga ada penjaga yang sedang menjaga Aleysa supaya dia tidak bisa kabur dari sana.
"Ya ampun. Ada penjaganya juga di depan. Gimana caranya aku kabur dari sini," pikir Aleysa di dalam hatinya.
Tetapi Aleysa tetap memberanikan dirinya untuk mendekati orang itu. Ternyata orang itu sedang tertidur pulas.
"Ternyata dia tidur. Kalo gitu aku harus cepat-cepat bisa kabur dari sini. Sebelum mereka semua bangun dan kurung aku lagi," ucap Aleysa di dalam hatinya.
Aleysa berjalan dengan sangat hati-hati. Semakin lama Aleysa semakin menjauh dari penjahat itu. Tetapi beberapa langkah setelah Aleysa meninggalkan tempat itu, tidak sengaja Aleysa menginjak sebuah batang kayu yang menyebabkan batang kayu itu patah dan mengeluarkan suara.
Krek.
Penjahat yang sedang tidur pun terbangun karena mendengar suara itu.
"Siapa tuh?" teriaknya.
Dengan spontan Aleysa langsung menutup mulutnya dengan tangannya.
"Astaga. Aku injak kayu. Orang itu kebangun juga. Aku harus lari dari sini," ucap Aleysa di dalam hatinya.
Aleysa langsung berlarian tetapi sayangnya orang yang sudah menculiknya itu sudah sempat melihat Aleysa. Dia langsung memanggil teman-temannya dan mengejar Aleysa.
"Woy jangan kabur lu. Semuanya, itu dia kabur. Ayo kejar dia."
"Ayo."
Ketiga laki-laki itu langsung berlarian juga untuk mengejar Aleysa. Sekarang Aleysa sangat ketakutan. Dia bingung harus berbuat apa sekarang ini kecuali terus berlari dan mencoba untuk meminta tolong. Jika dia tertangkap lagi, pasti Aleysa akan di bawa ke ruangan yang tidak ada jendelanya sama sekali. Supaya dia tidak bisa kabur lagi.
-TBC-