"Ah!" Jill menjerit kaget. Tiba-tiba tubuhnya di gendong oleh Eddie dan langsung di bawa ke dalam kamarnya.
Beberapa saat kemudian tubuhnya di baringkan di atas kasur. Jill tak melawan saat Eddie manahan tubuhnya dengan kedua tangan.
Secara perlahan Eddie mulai menelusuri setiap 'bagian' menggairahkan Jill dengan jari telunjuknya.
Mulai dari bibir ceri, perut kencang, dan akhirnya kembali ke arah dua buah kapas empuk miliknya.
Tindakan ini membuat Jill semakin malu, jantungnya berdetak kencang tak terkendali.
Tak hanya pipinya yang merona, bahkan lehernya yang pucat juga berubah warna seperti pipinya.
Di sisi lain, Eddie tetap menikmati belaiannya kepada Jill. Kulitnya yang putih dan lembut membuat Eddie semakin bergairah.
Sungguh sangat menakjubkan bagi Jill untuk memiliki kulit selembut marshmallow ini. Sebagai seorang prajurit elite, nampaknya Jill merawat tubuhnya dengan sangat baik.
Tangan Eddie mulai tenggelam saat menyentuh payudara Jill. Otot-otot ramping perutnya juga menunjukkan garis-garis indah yang sangat sexy.
Tubuh serta aroma feminim yang terpancar dari Jill benar-benar membuat nafsu terdalam Eddie menjadi gila.
Tangan Eddie mulai meluncur ke arah perut kencang milik Jill, saat tangannya masih bermain, dia mulai mencium bibir ceri Jill. Lidahnya mulai bermain dengan lidah Jill. Lima menit kemudian Eddie melepas ciumannya, sekarang menargetkan payudaranya.
Eddie menciuam aroma manis tubuh gadis itu, setelah itu mencaplok salah satu kelinci merah muda milik Jill.
"Enak." Bisiknya sambil memainkan puting keras gadis itu.
Wajah Jill sangat merah, seakan-akan telah terbakar oleh bara api panas!
Eddie terus bermain-main dengan puting Jill. Menjilat, melingkari areola dengan lidah dan bahkan sampai menyedot puting Jill seakan-akan ingin memerah air susu segarnya.
Sementara itu. Jill meringis kesenangan oleh rasa luar biasa ini. Sungguh memalukan bagian untuk mengakui bahwa dia semakin menyukai kegiatan mesum semacam ini.
Celana dalam berwarna hitamnya telah basah kuyup oleh cairan cinta, napasnya tersenggal-senggal dan keringat pun mulai membasahi tubuhnya.
Aroma musky mulai memenuhi seluruh ruangan.
***
Eddie secara bertahap membelai perut serta paha Jill dengan lembut. Beberapa gigitan kasar juga mulai dia kerahkan untuk menambahkan nafsu yang dirasakan oleh Jill.
Dengan gerakan cepat, Eddie menarik bra dan segera melemparkannya ke samping ruangan.
Payudara yang sebelumnya dipermainkan oleh mulutnya dari balik kain tipis telah bra telah terekspos dengan jelas.
Menunjukkan dua gundukan besar lembut yang bergetar setiap kali Jill menarik nafas.
Eddie menarik puting Jill perlahan, pemandangan ini sangat seksi sampai-sampai membuatnya menelan ludah.
"Persiapkan dirimu..." Eddie tiba-tiba menggenggam salah satu payuhdara Jill dengan keras. Setelah itu memutuskan untuk menghisap putingnya tanpa ampun!
Dan benar saja, tak lama setelah mulut Eddie terhubung, Jill langsung berteriak keras dengan kegirangan.
Tangannya menjambak rambut Eddie dan menekan kepalanya lebih dalam ke kapas lembut bagian kanannya.
"Ahhh! Eddie- Jangan terlalu keras..." Jill berkata pelan sambil menggigit bibirnya.
Putingnya telah menjadi sangat keras dan juga sensitif, setiap jilatan tak pernah gagal membuatnya bergetar hebat!
Eddie terus menjilat, menggigit, dan menarik puting Jill sampai wanita itu terengah-engah oleh kesenangan.
"Aah~ Eddie!" Jill mengerang penuh dengan semangat. Tangannya meremas seprai dengan kencang saat matanya tertutup karena tak kuat dengan perlakuan mesum kekasihnya.
Rasa ini sangat nikmat sampai-sampai membuatnya berhenti berpikir.
Di sisi lain, tingkah laku Eddie semakin menjadi-jadi. Meraih kedua payudaranya, Eddie merepas payudara itu beberapa kali sampai akhirnya mengarahkan kedua puting berwarna ceri itu ke mulutnya secara bersamaan.
Eddie terus menyedot dan menggigit selama lebih dari lima menit. Jill yang tak lagi bisa menahan rasa kesenangan ini langsung memuncratkan cairan cinta dari vaginanya!
"Eddie, ugh~"
"Aku muncrat!!" Jill mencengkram seprai sambil merapatkan kedua pahanya.
Cairan cinta yang telah dia nanti-nantikan akhirnya tumpah membasahi seprai.
Perlahan Eddie membuka kelopak matanya, menunjukkan mata berwarna kebiruan yang indah. Jill pun mulai menatap ke arah kekasihnya dengan lembut...
-----
dukung saya di;
patréon.com/mizuki77
ko-fi.com/mizuki77