Download App
12.53% Resident Evil: Eddie / Chapter 44: Bab 44

Chapter 44: Bab 44

Ada Wong segera menghindari serangan Anjing zombie tersebut dengan kikuk, ini adalah kali pertamanya melihat monster mengerikan seperti ini. Nalurinya berkata untuk tak mengijinkan Anjing Zombie itu menggigit tubuhnya.

*Baam!*

Suara tembakan lain terdengar, Ada Wong berhasil membunuh satu Anjing lagi, hanya menyisahkan satu yang masih hidup.

*Zss!*

Dalam sekejap, sosok Anjing Zombie itu menghilang dari pandangan Ada, Ada melihat ke arah sekeliling dengan kewaspadaan tinggi, tapi dia tak berhasil menemukan sosok Anjing tersebut.

Tiba-tiba, suara angin kencang terdengar. Anjing Zombie yang terakhir tiba-tiba melompat dari atas pohon dengan cakar dan rahang yang terbuka lebar.

Ada Wong mengerahkan seluruh kemampuannya untuk menghindar, tapi tetap tak berhasil, dia telah terlambat.

Untuk pertama kalinya, dia menyadari bahwa malaikat kematian sudah begitu dekat dengannya. "Apakah aku akan mati di sini?" Mata Ada Wong dipenuhi dengan ketakutan dan rasa Horror.

Saat Anjing Zombie itu akan menerkam leher Ada, tiba-tiba...

*Baam!*

Suara tembakan lain terdengar!

Sebuah peluru terbang dengan kecepatan tinggi menuju tepat ke kepala Anjing Zombie yang melompat dari arah pohon.

Otak Anjing Zombie yang terkena dampak peluru langsung meledak dan berceceran di atas tanah.

Ada Wong yang masih shok, dikejutkan oleh tangan kuat yang tiba-tiba meraih pinggangnya.

Eddie menggendong Ada Wong dan segera berlari kemali menuju ke arah tempat yang aman, yaitu vilanya. "Daerah di sekitar sini tidak aman, apakah kamu terluka?"

Eddie bertanya ke arah Ada Wong yang saat ini dia gendong dengan gaya putri.

"Pegunungan Arklay sangatlah berbahaya, apakah kamu tidak membaca berita atau koran beru-baru ini?"

Mendengar suara pria tersebut, Ada Wong membeku. Dia tak menyangka bahwa seorang yang menyelamatkannya tak lain adalah targetnya sendiri!

Ada Wong tak bisa menjawab untuk sementara waktu, karena sekarang bukanlah waktu yang pas!

Beberapa suara gemerisik terdengar dari arah semak-semak, seolah-olah mengisyaratkan bahwa akan muncul gerombolan Anjing Zombie yang lain.

Eddie bergegas ke arah Vila, setelah sampai di dalam, dia menurunkan Ada Wong.

Berjalan ke arah ruang tamu, Eddie mengambil dua botol berisi air limun, setelah itu membrikannya kepada Ada Wong: "Siapa kamu, mengapa kamu ada di daerah sini? Jika kamu tak memiliki urusan yang penting, lebih baik untuk segera pergi dan jangan kembali lagi."

"Lingkungan di sekitar sini sangatlah berbahaya."

Eddie berkata dengan nada serius.

Ada Wong meletakkan pistolnya, dia tersenyum menawan ke arah Eddie. "Terus bagaimana denganmu sendiri? Kenapa kamu masih tinggal di daerah sini?"

Eddie tak ingin bermain dengan permainan Ada; "Pintunya ada di sana, berjalanlah perlahan dan jangan kembali lagi."

Ada terlihat shok, barusan pria ini mencoba berbicara kepadanya, tapi sekarang malah menyuruhnya pergi. "Kamu membiarkan wanita lemah sepertiku untuk pergi sendiri?"

Melihat sikap Ada, Eddie berkata sarkastis; "Maaf, nona lemah. Pertama jika anda benar-benar lemah, maka tak mungkin untuk datang ke sini, terlebih lagi sendirian. Kedua, pistol anda bukanlah pistol pasaran, aku yakin itu adalah pistol hasil modifikasi. Jika tidak maka tak mungkin untuk membunuh monster tadi dengan satu tembakan."

Mengetahui triknya tak berhasil, Ada Wong segera mengeluarkan identitasnya dan menunjukkannya ke arah Eddie. "Aku adalah agen FBI. Tujuan kedatanganku ke sini untuk mencari pacarku, John Clemens, yang saat ini mengikuti pelatihan dibawah perusahaan Umbrella."

"Jangan mencoba menghalangi tugasku, pak."

Eddie terdiam sejenak. Bukankah ini terlihat sangat familiar? Jika tak salah Ada Wong juga memperkenalkan dirinya dengan cara yang sama persis setelah menyelamatkan Leon di Resident Evil 2, kan?

"Aku tak perduli apakah kamu agen FBI atau tidak. Adapun pusat pelatihan Umbrella yang ada di sekitar sini, tempat itu telah tutup."

"Tak ada yang bisa kamu temkuan di daerah sini, jika kamu benar-benar ingin menemukan pacarmu, kenapa tak langsung datang ke markas Umbrella? Mungkin pria itu ada di sana, menikmati hidupnya sambil ditemani pelayan catik, siapa tahu..." Eddie berkata tak perduli.

"Tunggu, apakah kamu tahu dia? Apakah kamu dari Umbrella?" Ada Wong masih mencoba bermain, ini adalah kesempatan emas, berhubung pihak lain mulai mengungkit Umbrella, Ada ingin segera menarik informasi sebanyak-banyaknya.

Ada sangat yakin dengan pesonanya, dengan permainan kecil, pria ini akan segera tunduk.

"Tidak juga, bagaimana kalau kamu mengeceknya sendiri? Ok, aku akan pergi dulu. Jangan pergi ke pusat pelatihan kader, disana berbahaya."

Eddie memperigati Ada untuk yang terakhir kalinya, setelah itu pergi ke arah rak buku untuk membaca.

"Aku tak bisa meninggalkan John sendiri." Tapi Ada Wong tertap bersih kukuh.

"Kalau begitu cari dia sendiri." Eddie menjawab tanpa memalingkan wajahnya dari buku yang dia baca.

"Tapi hal itu sangat berbahaya!" Ada Wong berkata dengan enggan.

"Kalau begitu pergi dan mati bersama dengan dia." Eddie melambaikan tangannya beberapa kali, bersikap seolah tak perduli.

"K-Kenapa kamu sangat berdarah dingin! Tunggu... Kamu tahu John telah mati?" Sekali lagi, Ada Wong mencoba bermain.

"Entahlah, aku sendiri tak pernah melihatnya di perusahaan. Jika kamu ingin pergi sekarang, maka cepatlah. Jika tidak, aku hanya bisa memberimu satu malam untuk menginap, setelah itu pergilah besok." Eddie berkata sambil mendengus.

"Kalau begitu, baiklah." Ada Wong tak menolak tawaran Eddie. Meskipun dia bersikap seoalah tak puas, tapi masih tetap setuju.

Tentunya bakal ada informasi penting yang bisa dia gali saat tinggal di sini, kan?

Ada Wong tiba-tiba berjalan mendekat ke arah Eddie, suara sepatu hak tingginya terdengar cukup ber-irama. "Ngomong-ngomong, aku masih belum mengetahui namamu..."

"Eddie Cai." Eddie berkata singkat.

"Jadi begitu... Pertama, terima kasih karena telah menyelamatkanku."

"Sejujurnya aku dan John hanyalah sahabat pena yang telah berkomunikasi cukup lama, setelah menerima surat darurat yang dikirim olehnya, aku merasa sangat khawatir. Oleh sebab itu aku datang ke daerah ini untuk mencarinya."

"Itu urusanmu, bukan urusanku." Eddie masih membaca buku sambil membolak balik halaman.

Semua buku yang ada di vilanya adalah koleksi pribadi milik Alex, yang mana masing-masing buku itu adalah karya sastra klasik.

"Ngomong-ngomong, apakah anda juga keturunan asia?" Ada Wong tiba-tiba membuka topik obrolan baru.

"Ya." Kata Eddie ringan.

"Namaku Ada Wong, sepertinya kita sama. Sungguh senang bisa bertemu sesama keluarga di negara lain." Ada Wong tersenyum manis, memperkenalkan dirinya.

"Sama? Maaf, aku tak terlalu bersemangat untuk bertemu sesama orang asia." Eddie melambaikan tangannya, menolak perkataan Ada.

Di sisi lain Ada Wong merasa sangat bingung; "Kenapa? Apakah kamu tak suka bertemu tetangga di negara lain?"

"Bukan begitu, jika 'tetangga' itu tak kamu kenal, maka lebih baik mengurus urusanmu sendiri!"

"Siapa tahu, 'tetangga' itu bukanlah orang yang baik."

Kada Eddie dengan nada serius.

Mendengar perkataan aneh tersebut, Ada Wong langsung tersenyum. "Kamu sangat lucu, Eddie... Ngomong-ngomong senang bertemu denganmu."

"Ok. Kamu adalah agen FBI kan? Bisakah aku meminta bantuan darimu?" Eddie tiba-tiba berkata, ekspresinya terlihat sangat serius.

Mendengar nada serius pria tersebut, Ada Wong berpikir bahwa kali ini pria ini sedang tak bermain-main. Jadi dia duduk tenang dan mengangguk. "Katakan, kalau aku mampu maka aku akan membantu."

"Kalau begitu, bisakah kamu membuat makanan untuk sepuluh porsi? Terimakasih." Setelah mengatakan hal itu, Eddie kembali melihat ke dalam buku.

Meskipun Ada Wong terlihat sangat catik, tapi jika menyangkut tentang masakan, mungkin Jill dan Alex lebih baik darinya. Oleh sebab itu Eddie ingin memastikan hal ini secara pribadi.

Apakah Ada Wong pintar memasak? Eddie sendiri kurang tahu pasti.

Mendengar permintaan konyol Eddie, Ada langsung terdiam. Dalam hati dia merasa marah, kemanapun dia pergi, dia akan selalu disanjung oleh pria! Tapi sekarang dia malah di abaikan, apakah pria ini tak mempunyai hati? Bahkan mencoba memintanya untuk memasakkan sesuatu.

'Apakah pria ini memperlakukanku sebagai seorang istri atau pelayan? Hanya seorang istri yang akan memasakkan seusuatu untuk suaminya!'

Ada Wong mengeluh dalam hati.

Eddie menunggu sebentar, melihat Ada tak menjawab, Eddie langsung menoleh ke arah gadis cantik tersebut. "Apa? Jangan bilang kamu tak bisa memasak?" Eddie bertanya dengan ekspresi terkejut yang dibuat-buat.

"Jangan meremehkanku!"

Ada Wong merasa sangat marah, berani-beraninya dia di remehkan.

Dia ragu, apakah pesonanya tak mempan untuk pria ini? Ataukah pihak lain gay?

Ada Wong merasa sangat heran kenapa kecantikannya tak bekerja untuk Eddie.

Setelah gumaman tak puas itu, Ada Wong berjalan menuju dapur.

-----

dukung saya di;

patréon.com/mizuki77

ko-fi.com/mizuki77


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C44
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login