Mereka hendak membalikkan badan, namun suara bariton membuat mereka menoleh.
"Kalian ingin melakukan itu tanpa orang dewasa?"
Pertanyaan dari Seno membuat mereka berenam terdiam. "Ayah?" ucap Fathan. Di belakang Seno ada Aila dan juga Gita serta Ali. Mereka berempat mendekati anak-anaknya. "Jangan gegabah." ucap
Seno.
Fathan mengerjap. "Tapi Yah, Yera dalam bahaya!"
"Ayah tahu. Jangan panik." balas Seno.
Fathan mengeraskan rahang. Bagaimana tidak panik? Isterinya dalam bahaya sekarang.
"Kita bakal jadi 2 tim. Papa sama Seno bakal ngurus yang deket cafe. Kalian lacak nomor hp Yera, bisa?" jelas Ali.
Keenam remaja itu saling pandang. "Masalahnya kita gak ada yang bisa ngelacak nomor hp," ucap Albert.
Sedangkan yang lain berpikir. Seno menelepon orang suruhannya. "Halo? Carikan putri saya. Terakhir dia ada di cafe, kalau bisa cek CCTV yang ada di sana. Saya tunggu." ucap Seno lalu mematikan sambungan telepon.