'Dia emang lagi hamil.'
'Udah lumayan besar, beda sama yang pertama.'
Kata-kata yang Tirta lontarkan masih terekam jelas di dalam otak Jihan. Bahkan tanpa aba-aba, semuanya terus berputar. Usapan dan pelukan yang Jihan dapati dari Tirta tak membuat air matanya berhenti mengalir. Kabar ini benar-benar mengagetkan, Jihan sama sekali tidak tahu.
Jika sudah seperti ini, langkah Jihan akan semakin susah untuk maju. Walaupun seribu macam cara di otaknya telah tersusun, tetap saja semua buyar mendengar fakta yang ada.
"Yaudahlah, Han, move on. Mereka mau nikah, Reva udah hamil besar. Apa lagi yang mau kamu harapin? Ga ada. Harusnya kamu berjalan maju, masih ada aku di sini. Bahkan kamu sendiri tau sesayang apa aku sama kamu."
Tidak, tidak.
"Mereka itu manusia ga tau diri, apa lagi Sean. Ga mungkin Reva hamil lagi kalau bukan karna paksaan. Dia bukan pasangan baik buat kamu, Han."