.... berubah.
"Kalian lihat sendiri kan?" serunya seraya merentangkan tangan. "Bukti kuat sudah ada, mereka merampok rumah-rumah warga yang bertahan, lalu juga merampok perbekalan kami."
"Iya, merekalah yang merampok kami waktu itu," tambah seseorang yang berada di dalam kerumunan warga desa.
"Tak hanya itu, mereka pasti membajak kapal orang-orang yang selamat," timpal orang lain, lalu muncullah serentetan tuduhan-tuduhan yang tak masuk akal.
Anya mendesah kesal, ia menekan dahinya yang berdenyut kala mendengar semua tuduhan palsu itu.
"Bagaimana kami bisa merampok? Lihat teman kamiiiii," serunya dengan mempersilahkan semua orang untuk melihat kondisi Indro, Jefri dan Boni yang terluka.
"Alahh, itu pasti cuma bohong belaka. Kan banyak sekarang yang main perban-perbanan," sahut wanita yang menyebalkan tadi.
"Apa? Perban-perbanan?" ulang Anya dengan tertawa kesal. "Mulutmu sini aku perban!" serunya marah lantas hendak menuju ke arah wanita itu.