Sinta menatap bingung pada Iko. Pria itu lalu menjelaskan, "Pakai selimut ini buat alas tidur. Jangan langsung tidur di lantai, masuk angin nanti."
Sinta terbelalak. 'Dari mana dia tahu kalau aku tadi tidur di lantai?' batinnya bertanya-tanya.
"Tadi aku nggak sengaja lihat Mbak tidur di lantai. Karena itu aku cariin karpet buat alas, tapi nggak ada. Adanya cuma ini," jelasnya menjawab keterkejutan Sinta.
"O-o-oh iya," sahut Sinta gagap seraya menerima selimut tebal dari Iko.
"Ya sudah, aku jaga di depan dulu," pamit Iko.
Sinta mengangguk canggung. Baru selangkah, ia teringat sesuatu. "Tunggu Mas."
Langkah Iko langsung terhenti. Ia menunggu Sinta yang masuk kembali ke kamar dan terlihat sedang mengorek-orek isi tas yang ia bawa tadi.
"Ini." Sinta memberikan sebotol air dan 2 bungkus roti kering. "Makan dulu sama Om Indro sebelum jaga," ujarnya.
Iko mengangguk, ia bahkan lupa akan rasa lapar yang datang sejak semalam. "Terima kasih ya," sambut Iko dengan tersenyum hangat.