"Ini …." Lucifer menyipitkan matanya seolah ia baru tahu keberadaan luka tersebut.
"Lee Shan, jangan bilang kau tidak menyadarinya. Bagaimana bisa?"
Lucifer terdiam sesaat. Berpikir. Sebelum akhirnya membuka mulut.
"Tadi aku bertemu dengan mahluk itu lagi." Ia mengambil jeda. "Kami sempat bertarung sebentar sebelum akhirnya dia melarikan diri."
Yena menghela napas. Wajahnya cukup tenang meski hatinya mulai was-was.
"Sepertinya dia bukan antek-antek Oria."
"Dia lemah. Aku bisa merasakannya. Kau jangan cemas."
"Dia lemah tapi bisa melukaimu tanpa kau sadari?" Yena merasa pria ini bermong kosong. Tapi wajahnya tak terlihat bohong.
"Aku terluka bukan berarti karena dia kuat, tapi itu karena aku ceroboh." Lucifer mengusap luka di tanganannya. Luka tersebut beregenerasi perlahan.
"Apakah ada bedanya?"
"Mari kita bahas itu nanti. Aku lapar."
"Kau masak saja sendiri. Aku tidak tau caranya mengolah rumput laut dengan mie." Yena bahkan merasa mual hanya dengan membayangkannya.