"Bantu apa?" Rumi berkedip-kedip heran. Pagi-pagi buta begini Yena menerobos masuk ke kamarnya dan mengatakan minta bantuan dengan semangat menggebunya.
"Menyatukan Arion dan Lee Shan, apa kau tidak dengar?" Yena duduk di sampingnya.
"Aku ingin membuat mereka akur kembali sebelum Lee Shan pergi."
"Ah mengapa harus repot-repot? Memang lumrah kalau adik dan kakak tidak akur. Apa kau tau istilah benci benci cinta? Seperti itulah mereka. Hubungan begitu jauh lebih kuat dibanding hubungan biasa kakak dan adik pada umumnya." Rumi berceloteh sembari melipat pakaiannya dan menyusunnya ke dalam koper.
"Lagipula, aku akan kembali ke Ibukota besok."
"Eh? Tidak. Jangan dulu. AKu mohon." Yena memegang lengannya.
"Rumi, ini tidak seperti yang kau lihat. Hubungan Lee Shan dan Arion tidak sesederhana itu. Pokoknya kau harus membantuku, yah? Tolong tundak kepulanganmu setidaknya dua hari saja." Yena memelas.
"Tidak mau." Rumi menggeleng.
.
.